Jul 20, 2014

3 Pemain Terbaik Eropa 2013-2014.

Musim 2013-2014 telah lama usai dan menghasilkan beberapa juara baru, seperti Real Madrid yg berhasil meraih la decima di Liga Champions Eropa, Atletico Madrid yg berhasil meruntuhkan dominasi Barcelona dan Real Madrid di La Liga, Manchester City yg berhasil meraih gelar Premier League setelah bersaing ketat dengan Liverpool dan Chelsea, ataupun Bayern Munich, Ajax Amsterdam, PSG, serta Juventus yg berhasil mempertahankan gelar di liga masing-masing. Belum lagi ditambah dengan Sevilla yg kembali menjuarai Liga Europa dan liga-liga lain di Eropa yg tidak kalah seru.
Maka menyambut musim baru 2014-2015 yg akan segera hadir seiring dengan berakhirnya Piala Dunia 2014, ada baiknya jika kita melihat 3 pemain terbaik musim 2013-2014 yang lalu, inilah urutannya :

3. Diego Costa (Atletico Madrid)



Ketika striker utama mereka Radamel Falcao pergi ke Monaco, Atletico membeli David Villa dari Barcelona yg baru saja mendatangkan Neymar dari Santos. Terlihat sekali manajemen Atletico Madrid ingin sekali menjadikan David Villa, striker andalan tim nasional Spanyol sejak Piala Dunia 2006, sebagai pengganti Radamel Falcao sebagai striker utama. Laga awal musim berhadapan dengan Barcelona semakin terlihat jika David Villa memang diproyeksikan sebagai striker utama. Diego Costa ? dijadikan striker keduapun rasanya tidak, mengingat masih ada Adrian Lopez yg merupakan andalan tim nasional Spanyol muda di beberapa tingkatan usia.

Kesetiaan Diego Costa untuk Atletico terbayar musim ini, sering hanya menjadi cadangan abadi striker-striker besar yg pernah membela Atletico seperti Sergio Aguero, Diego Forlan, ataupun Radamel Falcao, bahkan sempat beberapa kali dipinjamkan ke klub lain, musim ini karir Diego Costa melesat sangat cepat berkat kejelian sang pelatih Diego Simeone.

Memiliki gaya permainan yg berbeda dengan striker-striker hebat Atletico dalam kurun waktu 6 musim terakhir, sangat mengandalkan fisik, seperti perpaduan antara gaya mempertahankan bola Emile Heskey dan kengototan Didier Drogba, tidak membuat Diego Costa dipinggirkan lagi, malah menjadikan dia pemain terpenting Atletico musim lalu. Bahkan secara prestasi, musim 2013-14 merupakan musim terbaik Atletico sejak 14 musim terakhir. Menjuarai La Liga dan menjadi runner up Liga Champions, bersaing dengan klub-klub besar dan kaya membuktikan kepercayaan Diego Simeone bisa dijawab dengan respon yg tepat oleh Diego Costa yg pada musim lalu mencetak 27 gol di La Liga dan 8 gol di Liga Champions.

Di musim lalu juga, Diego Costa yg pada musim-musim sebelumnya hanyalah cadangan abadi Atletico Madrid, menjadi rebutan antara 2 tim nasional, tidak tanggung-tanggung yg memperebutkannya adalah juara dunia 2010, Spanyol, dan tim nasional tersukses sepanjang perhelatan Piala Dunia, Brazil, namun akhirnya Diego Costa memilih Spanyol, dan bermain sebagai striker utama la furia roja pada Piala Dunia 2014 yg lalu, meskipun mencapai hasil yg kurang memuaskan.


2. Luis Suarez (Liverpool)



Kontroversial namun sangat hebat, itulah yg melekat di benak banyak orang saat mendengar nama Luis Suarez. Sudah hebat dan tajam sejak membela Ajax Amsterdam di Liga Belanda, kemampuan Luis Suarez semakin mendapat sorotan dan penghormatan di Premier League. Musim 2013-14 yang lalu menjadi musim terbaiknya secara individual, dimana dia berhasil mendapatkan gelar pencetak gol terbanyak Premier League dengan 31 gol, penghargaan sepatu emas Eropa (berbagi gelar bersama Cristiano Ronaldo), dan menjadi pemain non eropa pertama yg mendapat penghargaan PFA Players' Player of the Year.

Memiliki gaya permainan yg mengandalkan dribble, pergerakan yg dinamis, kerja keras dalam setiap laga, dan penyelesaian akhir yg khas Amerika latin menjadikan Luis Suarez sulit dibendung musim lalu. Keberhasilan mengantarkan Liverpool finis di urutan kedua Premier League dipuji banyak pihak. Padahal di musim lalu, Suarez memulai musim tidak dari laga pertama setelah menjalani skorsing, namun tetap saja Luis Suarez selalu berhasil membungkam cemoohan yg mengalir padanya dengan pencapaian individu dan tim.


1. Cristiano Ronaldo (Real Madrid)



Pada awal karirnya, Cristiano Ronaldo muda yg tinggi, kurus dan berambut ikal, sering memukau pemandu bakat klub-klub menengah dan bawah Eropa dengan dribble yg cepat, trik-trik ajaib yg sebenarnya terlalu kebanyakan dan tidak perlu, serta crossing-crossing bersemangat dari pemain yg satu ini. Di beberapa kesempatan, Cristiano Ronaldo muda juga terkadang merangsek ke depan gawang untuk mencetak gol. Bakat mentah Ronaldo muda ini sempat juga diperhatikan oleh Arsenal, namun lebih banyak klub-klub menengah kebawah Eropa yg tertarik padanya, berbeda dengan komoditi lain seusianya di Sporting CP, Ricardo Quaresma, yg juga berposisi sebagai sayap, yg saat itu memang sedang diamati oleh banyak klub-klub besar Eropa. Namun Sir Alex Ferguson jeli mengamatinya dan mencium potensi besar dalam diri Ronaldo muda, bahkan memberikan nomor punggung keramat 7 di Manchester United.

Mengawali musim-musim awal di MU lewat gemblengan keras Ferguson, Ronaldo lambat laun semakin dewasa dalam penampilan. Dribble cepat dan trik-trik ajaib masih jadi andalannya meskipun sedikit banyak sudah mulai dikurangi. Di MU dia mengikuti pelatihan kebugaran dan membentuk tubuhnya lebih berisi, selain itu di MU dia juga mulai menemukan insting gol, kemampuan tendangan bebas, tendangan jarak jauh, dan kemampuan mencetak gol lewat sundulan kepala. Musim 2007-08 menjadi puncak karirnya, Ronaldo yg terlihat bergembira dalam setiap penampilan, Ronaldo yg dipindah posisi oleh Ferguson dijadikan striker tengah, menjadi inspirator utama dalam meraih gelar Premier League dan Liga Champions, dan di akhir tahun mendapatkan gelar FIFA World Player of the Year dan Ballon d'Or.

Kepindahan ke Real Madrid tidak dapat dihindarkan, memang sepantasnya pemain terbaik dunia sepertinya bermain di klub terbaik dunia seperti Real Madrid. Di Real Madrid, dia seperti dikerjar target, bermain sangat profesional, sudah tidak terlalu bersenang-senang seperti saat membela MU, rataan golnya setiap musim di Madrid benar-benar fantastis, namun sepanjang 2009-2013 secara tim Ronaldo kalah jauh dengan Lionel Messi dan Barcelonanya, Cristiano Ronaldo hanya sanggup meraih masing-masing 1 gelar La Liga, Copa del Rey, dan Supercopa de Espana. Di tataran individupun Ronaldo kalah oleh Lionel Messi yg memborong gelar individu FIFA Ballon d'Or, padahal banyak yg mengatakan jika secara kemampuan Ronaldo lebih lengkap, dan rataan gol di La Liga Ronaldo masih lebih baik daripada Messi.

Dengan kedatangan pelatih baru yg hebat dan kebapakan di Real Madrid, Carlo Ancelotti, pada awal musim 2013-14. Serta mentor langsung dari Zinedine Zidane sebagai asisten pelatih, Cristiano Ronaldo langsung menggila di bulan September - Desember 2013 baik di level klub ataupun tim nasional (mencetak hat trick di playoff Piala Dunia melawan Swedia), di satu sisi penampilan Messi di Barcelona banyak terganggu cedera, dan penampilan Barcelona juga sudah mulai menurun. Akhirnya musim ini menjadi pembuktian dan penyempurna gelar Cristiano Ronaldo. 2 Liga terbaik dunia sudah dilalui, dan semua gelar yg tersedia sudah diraih di level klub pada dua negara yg berbeda. Permainannyapun sudah jauh lebih dewasa musim ini, hanya melakukan dribble dan speed seperlunya, tendangannyapun lebih akurat dan berbahaya musim ini, belum lagi tendangan bebas dan sundulannya yg semakin membaik setiap waktu.

Musim 2013-14 bukan musim terbaik Cristiano Ronaldo secara individu maupun tim, tapi jelas musim ini menjadikan dirinya pantas sejajar dengan para pemain legendaris sepanjang masa seperti Eusebio, Alfredo Di Stefano, Pele, Ferenc Puskas, Franz Beckenbauer, Gerd Muller, Giuseppe Meazza, dan nama-nama besar lain. Sudah bermain lebih sabar dan dewasa, dia melengkapi dan menyempurnakan karirnya di tahun 2014 ini dengan raihan Liga Champions, dan torehan individu seperti 2014 FIFA Ballon d'Or, Sepatu Emas Eropa (berbagi dengan Luis Suarez), serta gelar pencetak gol terbanyak La Liga dan Liga Champions dengan raihan yg sangat mencengangkan, 17 gol.

No comments:

Post a Comment