Blog ini berisi prediksi kompetisi (liga dan turnamen), prediksi laga (besar dan kecil), prediksi peraih gelar (individu dan tim), ulasan strategi, ulasan pertandingan, profil tim, profil pelatih, profil pemain, komparasi tim, komparasi pelatih, komparasi pemain, dan calon bintang masa depan. Intinya blog ini murni berisi apapun yg ada di pikiran penulis soal sepakbola dunia (independen), anti copy paste, dan selalu berusaha obyektif menyuguhkan segala sesuatu kepada pembaca.
Jul 29, 2014
Tim Impian Piala Dunia 2014.
Piala Dunia 2014 sudah berakhir dengan tim nasional Jerman keluar sebagai juara dunia menggantikan Spanyol. Tim asuhan Joachim Low ini berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Argentina 1 - 0 lewat gol perpanjangan waktu Mario Gotze di partai final. Tentu saja ada pemain-pemain yg menonjol sepanjang turnamen 4 tahunan ini. Inilah tim yg diisi oleh para pemain terbaik Piala Dunia 2014 versi penulis, menggunakan formasi 4-2-3-1, dilatih oleh Joachim Low, dan dipimpin oleh Robin van Persie sebagai kapten tim.
Jul 22, 2014
Pemain Sepakbola Terbaik Sepanjang Masa.
Perdebatan siapa yg terbaik di dunia sepakbola seolah tidak ada habisnya, pada setiap era pasti ada perdebatan siapa yang terbaik. Selain itu, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan perbandingan yang sering kita dengar tentang pemain yang satu dengan pemain yang lain. Inilah urutan 15 pemain sepakbola terbaik sepanjang masa (paling tidak sejak tahun 1950-sekarang) versi penulis setelah melalui penilaian mendetail yg obyektif pada beberapa aspek :
15. Kevin Keegan (Inggris)
Joseph Kevin Keegan lahir di Doncaster pada tanggal 14 Februari 1951. Kevin Keegan berposisi sebagai striker dan berpostur 173 cm. Pernah membela enam klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Liverpool dan Hamburg SV. Pemain yang memiliki 63 caps bagi tim nasional Inggris ini jelas pemain terbaik Inggris sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar lain seperti Bobby Charlton, Stanley Matthews, Michael Owen, Gary Lineker, Bobby Moore, Billy Wright, Frank Lampard dan David Beckham. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tiga gelar Football League First Division bersama Liverpool, satu gelar Bundesliga bersama Hamburg SV, dua gelar UEFA Cup bersama Liverpool, satu gelar European Cup bersama Liverpool, dan dua gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
14. Karl-Heinz Rummenigge (Jerman Barat)
Karl-Heinz Rummenigge lahir di Lippstadt pada tanggal 25 September 1955. Karl-Heinz Rummenigge berposisi sebagai striker dan berpostur 182 cm. Pernah membela tiga klub sepanjang kariernya yakni Bayern Munich, Inter Milan dan Servette FC. Pemain yang memiliki 95 caps dan 45 gol bagi tim nasional Jerman Barat ini mempunyai nama panggilan King Kalle. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tiga gelar Bundesliga Top Goalscorer bersama Bayern Munich, dua gelar German Football Champions bersama Bayern Munich, dua gelar European Cup bersama Bayern Munich, satu gelar Intercontinental Cup bersama Bayern Munich, satu gelar UEFA European Football Championship bersama tim nasional Jerman Barat, dan dua gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
13. Diego Maradona (Argentina)
Diego Armando Maradona Franco lahir di Lanus pada tanggal 30 Oktober 1960. Diego Maradona berposisi sebagai gelandang serang dan second striker serta memiliki postur 165 cm. Pernah membela tujuh klub sepanjang kariernya. Pemain yang memiliki 91 caps bagi tim nasional Argentina ini dikenal karena kemampuan dribble yang sangat luar biasa. Diego Maradona jelas merupakan salah satu pemain paling populer sepanjang masa. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya lima gelar Argentine Primera Division Top Scorers bersama Argentinos Juniors, dua gelar Argentine Primera Division masing-masing sekali bersama Argentinos Juniors dan Boca Juniors, dua gelar Serie A bersama Napoli, satu gelar FIFA World Cup bersama tim nasional Argentina, satu gelar World Soccer The Greatest Players of the 20th Century (#2), dan FIFA Player of the Century.
12. Lionel Messi (Argentina)
Lionel Andres Messi Cuccittini lahir di Rosario pada tanggal 24 Juni 1987. Lionel Messi berposisi sebagai striker dan berpostur 169 cm. Hanya pernah membela satu klub sepanjang kariernya yakni Barcelona. Pemain yang hingga saat ini memiliki 96 caps dan 45 gol bagi tim nasional Argentina ini jelas pemain yang lebih baik dibandingkan dengan pujaan Argentina yang selalu diperbandingkan dengannya, Diego Maradona. Lionel Messi memiliki kelebihan pada dribble yang cukup cepat dan sulit dihadang, kelincahan, dan tendangan yang akurat. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tiga gelar Pichichi Trophy bersama Barcelona, enam gelar La Liga bersama Barcelona, tiga gelar UEFA Champions League bersama Barcelona, dua gelar FIFA Club World Cup bersama Barcelona, satu gelar Ballon d'Or, tiga gelar FIFA Ballon d'Or, tiga gelar World Soccer Player of the Year, dan satu gelar FIFA World Player of the Year hingga tulisan ini dibuat.
11. Zinedine Zidane (Prancis)
Zinedine Yazid Zidane lahir di Marseille pada tanggal 23 Juni 1972. Zinedine Zidane berposisi sebagai gelandang serang dan berpostur 185 cm. Pernah membela empat klub sepanjang kariernya yakni Cannes, Bordeaux, Juventus dan Real Madrid. Pemain yang memiliki 108 caps bagi tim nasional Prancis ini dikenal karena memiliki visi yang baik dan skill yang sangat tinggi. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya dua gelar Serie A bersama Juventus, satu gelar La Liga bersama Real Madrid, satu gelar UEFA Champions League bersama Real Madrid, dua gelar Intercontinental Cup masing-masing sekali bersama Juventus dan Real Madrid, satu gelar UEFA European Football Championship bersama tim nasional Prancis, FIFA World Cup bersama tim nasional Prancis, satu gelar Ballon d'Or, dan tiga gelar FIFA World Player of the Year sepanjang kariernya.
10. Raymond Kopa (Prancis)
Raymond Kopa lahir di Noeux-les-Mines pada tanggal 13 Oktober 1931. Raymond Kopa berposisi sebagai gelandang serang dan berpostur 169 cm. Pernah membela tiga klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Stade Reims dan Real Madrid. Pemain yang memiliki 45 caps bagi tim nasional Prancis ini dikenal karena kecintaan men-dribble bola dan memiliki kelincahan diatas rata-rata. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya empat gelar French League bersama Stade Reims, dua gelar Spanish League bersama Real Madrid, tiga gelar European Cup bersama Real Madrid, dan satu gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
9. Eusebio (Portugal)
Eusebio da Silva Ferreira lahir di Lourenco Marques pada tanggal 25 Januari 1942. Eusebio berposisi sebagai striker dan berpostur 175 cm. Pernah membela sembilan klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Benfica. Pemain yang memiliki 64 caps bagi tim nasional Portugal ini memiliki rekor mencetak 317 gol hanya dalam 301 partai membela Benfica. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tujuh gelar Bola de Prata bersama Benfica, sebelas gelar Primeira Liga bersama Benfica, satu gelar European Cup bersama benfica, dan satu gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
8. Marco van Basten (Belanda)
Marcel van Basten lahir di Utrech pada tanggal 31 Oktober 1964. Marcel "Marco" van Basten berposisi sebagai striker dan berpostur 188
cm. Hanya membela dua klub yakni Ajax Amsterdam dan AC Milan sepanjang kariernya. Pemain yang
memiliki 58 caps bagi tim nasional Belanda ini jelas striker bertipikal target man terbaik Eropa sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar seperti Gerd Muller (Jerman Barat), Alan Shearer (Inggris), Andriy Shevchenko (Ukraina), Christian Vieri (Italia), maupun Ruud van Nistelrooy (Belanda). Berbagai penghargaan dan
gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya empat gelar Dutch League Top Scorer bersama Ajax Amsterdam, dua gelar Serie A Top Scorer bersama AC Milan, tiga gelar Eredivisie bersama Ajax Amsterdam, empat gelar Serie A bersama AC Milan, dua gelar European Cup bersama AC Milan, dua gelar Intercontinental Cup bersama AC Milan, satu gelar UEFA European Championship bersama tim nasional Belanda, tiga gelar Ballon d'Or dan satu gelar FIFA World Player of the Year sepanjang kariernya.
7. Cristiano Ronaldo (Portugal)
Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro lahir di Madeira pada tanggal 5 Februari 1885. Cristiano Ronaldo berposisi sebagai second striker dan winger kiri serta berpostur 185 cm. Meraih kesuksesan besar dalam kariernya ketika membela Manchester United dan Real Madrid. Pemain yang hingga saat ini memiliki 118 caps dan 52 gol bagi tim nasional Portugal ini jelas pemain terbaik Portugal sepanjang masa mengalahkan nama-nama besar seperti Eusebio, Luis Figo dan Paulo Futre. Memiliki kelebihan pada kecepatan, dribble, tendangan sangat keras dan akurat, kemampuan mencetak gol melalui sundulan kepala dan tendangan bebas. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya satu gelar Premier League Golden Boot bersama Manchester United, dua gelar La Liga Top Scorer bersama Real Madrid, tiga gelar Premier League bersama Manchester United, satu gelar La Liga bersama Real Madrid, dua gelar UEFA Champions League masing-masing sekali bersama Manchester United dan Real Madrid, dua gelar FIFA Club World Cup masing-masing sekali bersama Manchester United dan Real Madrid, satu gelar Ballon d'Or, dua gelar FIFA Ballon d'Or, tiga gelar World Soccer Player of the Year, dan satu gelar FIFA World Player of the Year hingga tulisan ini dibuat.
6. Michel Platini (Prancis)
Michel Francois Platini lahir di Joeuf pada tanggal 21 Juni 1955. Michel Platini berposisi sebagai gelandang serang dan berpostur 177 cm. Pernah membela tiga klub sepanjang kariernya yakni Nancy, Saint-Etienne dan Juventus. Pemain yang memiliki 72 caps dan 41 gol bagi tim nasional Prancis ini jelas pemain terbaik Prancis sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar lain seperti Raymond Kopa dan Zinedine Zidane. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tiga gelar Serie A Top Scorer bersama Juventus, satu gelar Ligue 1 bersama Saint-Etienne, dua gelar Serie A bersama Juventus, satu gelar European Cup bersama Juventus, satu gelar Intercontinental Cup bersama Juventus, satu gelar UEFA European Football Championship bersama tim nasional Prancis, satu gelar World Soccer Player of the Year, dan tiga gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
5. Johan Cruyff (Belanda)
Hendrik Johannes Cruijff lahir di Amsterdam pada tanggal 25 April 1947. Johan Cruyff berposisi sebagai gelandang serang dan striker serta berpostur 180 cm. Pernah membela tujuh klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Ajax Amsterdam dan Barcelona. Pemain yang memiliki 48 caps bagi tim nasional Belanda dan merupakan inti dari total football ini jelas pemain terbaik Belanda sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar lain seperti Marco van Basten, Ruud Gullit, Rob Rensenbrink, Dennis Bergkamp, ataupun Ruud Krol. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya delapan gelar Eredivisie bersama Ajax Amsterdam, satu gelar Eredivisie bersama Feyenoord, satu gelar La Liga bersama Barcelona, dan tiga gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
4. Ronaldo (Brazil)
Ronaldo Luis Nazario de Lima lahir di Rio de Janeiro pada tanggal 18 September 1976. Ronaldo berposisi sebagai striker dan berpostur 183 cm. Pernah membela tujuh klub sepanjang kariernya. Pemain yang memiliki 98 caps dan 62 gol bagi tim nasional Brazil ini bisa saja berada pada posisi pertama daftar ini andaikan cedera tidak mengganggu kariernya. Ronaldo memiliki kelebihan utama pada kecepatan dan dribblenya yang sangat susah dihentikan lawan, selain itu penyelesaian akhirnyapun juga akurat. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya satu gelar Campeonato Mineiro Top Scorer bersama Cruzeiro, satu gelar Eredivisie Top Scorer bersama PSV Eindhoven, dua gelar Pichichi Trophy masing-masing sekali bersama Barcelona dan Real Madrid, satu gelar Campeonato Mineiro bersama Cruzeiro, satu gelar La Liga bersama Real Madrid, satu gelar Campeonato Paulista bersama Corinthians, satu gelar Intercontinental Cup bersama Real Madrid, dua gelar Copa America bersama tim nasional Brazil, dua gelar FIFA World Cup bersama tim nasional Brazil, dua gelar Ballon d'Or, dan tiga gelar FIFA World Player of the Year sepanjang kariernya.
3. Franz Beckenbauer (Jerman Barat)
Franz Anton Beckenbauer lahir di Munich pada tanggal 11 September 1945. Franz Beckenbauer berposisi sebagai bek dan berpostur 181 cm. Pernah membela tiga klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Bayern Munich. Pemain yang memiliki 103 caps bagi tim nasional Jerman Barat ini jelas pemain terbaik Jerman sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar lain seperti Karl-Heinz Rummenigge, Gerd Muller, Lothar Matthaus, dan Bernd Schuster. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya empat gelar Bundesliga bersama Bayern Munich, satu gelar Bundesliga bersama Hamburg SV, tiga gelar North American Soccer League bersama New York Cosmos, tiga gelar European Cup bersama Bayern Munich, satu gelar Intercontinental Cup bersama Bayern Munchen, satu gelar UEFA European Championship bersama tim nasional Jerman Barat, satu gelar FIFA World Cup bersama tim nasional Jerman Barat, dan dua gelar Ballon d'Or.
2. Alfredo di Stefano (Argentina dan Spanyol)
Alfredo Stefano di Stefano Laulhe lahir di Buenos Aires pada tanggal 4 Juli 1926. Alfredo di Stefano berposisi sebagai striker dan berpostur 178 cm. Pernah membela lima klub dan dua negara sepanjang kariernya. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya satu gelar Argentine Primera Division Top Scorer bersama River Plate, lima gelar Pichichi Trophy bersama Real Madrid, dua gelar Primera Division bersama River Plate, tiga gelar Colombian Championship bersama Millonarios, delapan gelar Primera Division bersama Real Madrid, lima gelar European Cup bersama Real Madrid, satu gelar Intercontinental Cup bersama Real Madrid, satu gelar Copa America bersama tim nasional Argentina, dan dua gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
1. Pele (Brazil)
Edson Arantes do Nascimento lahir di Tres Coracoes pada tanggal 21 Oktober 1940. Pele berposisi sebagai striker dan berpostur 173 cm. Hanya membela dua klub sepanjang kariernya, yakni Santos dan New York Cosmos. Pemain yang memiliki 92 caps dan 77 gol bagi tim nasional Brazil ini jelas pemain terbaik sepanjang masa. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya sebelas gelar Campeonato Paulista Top Scorer bersama Santos, tiga gelar Campeonato Brasiliero Serie A Top Scorer bersama Santos, sepuluh gelar Campeonato Paulista bersama Santos, enam gelar Campeonato Brasileiro Serie A bersama Santos, satu gelar North American Soccer League bersama New York Cosmos, dua gelar Copa Libertadores bersama Santos, dua gelar Intercontinental Cup bersama Santos, tiga gelar FIFA World Cup bersama tim nasional Brazil, dan FIFA Player of the Century sepanjang kariernya yang sangat penuh kesuksesan.
15. Kevin Keegan (Inggris)
Joseph Kevin Keegan lahir di Doncaster pada tanggal 14 Februari 1951. Kevin Keegan berposisi sebagai striker dan berpostur 173 cm. Pernah membela enam klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Liverpool dan Hamburg SV. Pemain yang memiliki 63 caps bagi tim nasional Inggris ini jelas pemain terbaik Inggris sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar lain seperti Bobby Charlton, Stanley Matthews, Michael Owen, Gary Lineker, Bobby Moore, Billy Wright, Frank Lampard dan David Beckham. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tiga gelar Football League First Division bersama Liverpool, satu gelar Bundesliga bersama Hamburg SV, dua gelar UEFA Cup bersama Liverpool, satu gelar European Cup bersama Liverpool, dan dua gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
14. Karl-Heinz Rummenigge (Jerman Barat)
Karl-Heinz Rummenigge lahir di Lippstadt pada tanggal 25 September 1955. Karl-Heinz Rummenigge berposisi sebagai striker dan berpostur 182 cm. Pernah membela tiga klub sepanjang kariernya yakni Bayern Munich, Inter Milan dan Servette FC. Pemain yang memiliki 95 caps dan 45 gol bagi tim nasional Jerman Barat ini mempunyai nama panggilan King Kalle. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tiga gelar Bundesliga Top Goalscorer bersama Bayern Munich, dua gelar German Football Champions bersama Bayern Munich, dua gelar European Cup bersama Bayern Munich, satu gelar Intercontinental Cup bersama Bayern Munich, satu gelar UEFA European Football Championship bersama tim nasional Jerman Barat, dan dua gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
13. Diego Maradona (Argentina)
Diego Armando Maradona Franco lahir di Lanus pada tanggal 30 Oktober 1960. Diego Maradona berposisi sebagai gelandang serang dan second striker serta memiliki postur 165 cm. Pernah membela tujuh klub sepanjang kariernya. Pemain yang memiliki 91 caps bagi tim nasional Argentina ini dikenal karena kemampuan dribble yang sangat luar biasa. Diego Maradona jelas merupakan salah satu pemain paling populer sepanjang masa. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya lima gelar Argentine Primera Division Top Scorers bersama Argentinos Juniors, dua gelar Argentine Primera Division masing-masing sekali bersama Argentinos Juniors dan Boca Juniors, dua gelar Serie A bersama Napoli, satu gelar FIFA World Cup bersama tim nasional Argentina, satu gelar World Soccer The Greatest Players of the 20th Century (#2), dan FIFA Player of the Century.
12. Lionel Messi (Argentina)
Lionel Andres Messi Cuccittini lahir di Rosario pada tanggal 24 Juni 1987. Lionel Messi berposisi sebagai striker dan berpostur 169 cm. Hanya pernah membela satu klub sepanjang kariernya yakni Barcelona. Pemain yang hingga saat ini memiliki 96 caps dan 45 gol bagi tim nasional Argentina ini jelas pemain yang lebih baik dibandingkan dengan pujaan Argentina yang selalu diperbandingkan dengannya, Diego Maradona. Lionel Messi memiliki kelebihan pada dribble yang cukup cepat dan sulit dihadang, kelincahan, dan tendangan yang akurat. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tiga gelar Pichichi Trophy bersama Barcelona, enam gelar La Liga bersama Barcelona, tiga gelar UEFA Champions League bersama Barcelona, dua gelar FIFA Club World Cup bersama Barcelona, satu gelar Ballon d'Or, tiga gelar FIFA Ballon d'Or, tiga gelar World Soccer Player of the Year, dan satu gelar FIFA World Player of the Year hingga tulisan ini dibuat.
11. Zinedine Zidane (Prancis)
Zinedine Yazid Zidane lahir di Marseille pada tanggal 23 Juni 1972. Zinedine Zidane berposisi sebagai gelandang serang dan berpostur 185 cm. Pernah membela empat klub sepanjang kariernya yakni Cannes, Bordeaux, Juventus dan Real Madrid. Pemain yang memiliki 108 caps bagi tim nasional Prancis ini dikenal karena memiliki visi yang baik dan skill yang sangat tinggi. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya dua gelar Serie A bersama Juventus, satu gelar La Liga bersama Real Madrid, satu gelar UEFA Champions League bersama Real Madrid, dua gelar Intercontinental Cup masing-masing sekali bersama Juventus dan Real Madrid, satu gelar UEFA European Football Championship bersama tim nasional Prancis, FIFA World Cup bersama tim nasional Prancis, satu gelar Ballon d'Or, dan tiga gelar FIFA World Player of the Year sepanjang kariernya.
10. Raymond Kopa (Prancis)
Raymond Kopa lahir di Noeux-les-Mines pada tanggal 13 Oktober 1931. Raymond Kopa berposisi sebagai gelandang serang dan berpostur 169 cm. Pernah membela tiga klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Stade Reims dan Real Madrid. Pemain yang memiliki 45 caps bagi tim nasional Prancis ini dikenal karena kecintaan men-dribble bola dan memiliki kelincahan diatas rata-rata. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya empat gelar French League bersama Stade Reims, dua gelar Spanish League bersama Real Madrid, tiga gelar European Cup bersama Real Madrid, dan satu gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
9. Eusebio (Portugal)
Eusebio da Silva Ferreira lahir di Lourenco Marques pada tanggal 25 Januari 1942. Eusebio berposisi sebagai striker dan berpostur 175 cm. Pernah membela sembilan klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Benfica. Pemain yang memiliki 64 caps bagi tim nasional Portugal ini memiliki rekor mencetak 317 gol hanya dalam 301 partai membela Benfica. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tujuh gelar Bola de Prata bersama Benfica, sebelas gelar Primeira Liga bersama Benfica, satu gelar European Cup bersama benfica, dan satu gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
8. Marco van Basten (Belanda)
7. Cristiano Ronaldo (Portugal)
Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro lahir di Madeira pada tanggal 5 Februari 1885. Cristiano Ronaldo berposisi sebagai second striker dan winger kiri serta berpostur 185 cm. Meraih kesuksesan besar dalam kariernya ketika membela Manchester United dan Real Madrid. Pemain yang hingga saat ini memiliki 118 caps dan 52 gol bagi tim nasional Portugal ini jelas pemain terbaik Portugal sepanjang masa mengalahkan nama-nama besar seperti Eusebio, Luis Figo dan Paulo Futre. Memiliki kelebihan pada kecepatan, dribble, tendangan sangat keras dan akurat, kemampuan mencetak gol melalui sundulan kepala dan tendangan bebas. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya satu gelar Premier League Golden Boot bersama Manchester United, dua gelar La Liga Top Scorer bersama Real Madrid, tiga gelar Premier League bersama Manchester United, satu gelar La Liga bersama Real Madrid, dua gelar UEFA Champions League masing-masing sekali bersama Manchester United dan Real Madrid, dua gelar FIFA Club World Cup masing-masing sekali bersama Manchester United dan Real Madrid, satu gelar Ballon d'Or, dua gelar FIFA Ballon d'Or, tiga gelar World Soccer Player of the Year, dan satu gelar FIFA World Player of the Year hingga tulisan ini dibuat.
6. Michel Platini (Prancis)
Michel Francois Platini lahir di Joeuf pada tanggal 21 Juni 1955. Michel Platini berposisi sebagai gelandang serang dan berpostur 177 cm. Pernah membela tiga klub sepanjang kariernya yakni Nancy, Saint-Etienne dan Juventus. Pemain yang memiliki 72 caps dan 41 gol bagi tim nasional Prancis ini jelas pemain terbaik Prancis sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar lain seperti Raymond Kopa dan Zinedine Zidane. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tiga gelar Serie A Top Scorer bersama Juventus, satu gelar Ligue 1 bersama Saint-Etienne, dua gelar Serie A bersama Juventus, satu gelar European Cup bersama Juventus, satu gelar Intercontinental Cup bersama Juventus, satu gelar UEFA European Football Championship bersama tim nasional Prancis, satu gelar World Soccer Player of the Year, dan tiga gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
5. Johan Cruyff (Belanda)
Hendrik Johannes Cruijff lahir di Amsterdam pada tanggal 25 April 1947. Johan Cruyff berposisi sebagai gelandang serang dan striker serta berpostur 180 cm. Pernah membela tujuh klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Ajax Amsterdam dan Barcelona. Pemain yang memiliki 48 caps bagi tim nasional Belanda dan merupakan inti dari total football ini jelas pemain terbaik Belanda sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar lain seperti Marco van Basten, Ruud Gullit, Rob Rensenbrink, Dennis Bergkamp, ataupun Ruud Krol. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya delapan gelar Eredivisie bersama Ajax Amsterdam, satu gelar Eredivisie bersama Feyenoord, satu gelar La Liga bersama Barcelona, dan tiga gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
4. Ronaldo (Brazil)
Ronaldo Luis Nazario de Lima lahir di Rio de Janeiro pada tanggal 18 September 1976. Ronaldo berposisi sebagai striker dan berpostur 183 cm. Pernah membela tujuh klub sepanjang kariernya. Pemain yang memiliki 98 caps dan 62 gol bagi tim nasional Brazil ini bisa saja berada pada posisi pertama daftar ini andaikan cedera tidak mengganggu kariernya. Ronaldo memiliki kelebihan utama pada kecepatan dan dribblenya yang sangat susah dihentikan lawan, selain itu penyelesaian akhirnyapun juga akurat. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya satu gelar Campeonato Mineiro Top Scorer bersama Cruzeiro, satu gelar Eredivisie Top Scorer bersama PSV Eindhoven, dua gelar Pichichi Trophy masing-masing sekali bersama Barcelona dan Real Madrid, satu gelar Campeonato Mineiro bersama Cruzeiro, satu gelar La Liga bersama Real Madrid, satu gelar Campeonato Paulista bersama Corinthians, satu gelar Intercontinental Cup bersama Real Madrid, dua gelar Copa America bersama tim nasional Brazil, dua gelar FIFA World Cup bersama tim nasional Brazil, dua gelar Ballon d'Or, dan tiga gelar FIFA World Player of the Year sepanjang kariernya.
3. Franz Beckenbauer (Jerman Barat)
Franz Anton Beckenbauer lahir di Munich pada tanggal 11 September 1945. Franz Beckenbauer berposisi sebagai bek dan berpostur 181 cm. Pernah membela tiga klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Bayern Munich. Pemain yang memiliki 103 caps bagi tim nasional Jerman Barat ini jelas pemain terbaik Jerman sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar lain seperti Karl-Heinz Rummenigge, Gerd Muller, Lothar Matthaus, dan Bernd Schuster. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya empat gelar Bundesliga bersama Bayern Munich, satu gelar Bundesliga bersama Hamburg SV, tiga gelar North American Soccer League bersama New York Cosmos, tiga gelar European Cup bersama Bayern Munich, satu gelar Intercontinental Cup bersama Bayern Munchen, satu gelar UEFA European Championship bersama tim nasional Jerman Barat, satu gelar FIFA World Cup bersama tim nasional Jerman Barat, dan dua gelar Ballon d'Or.
2. Alfredo di Stefano (Argentina dan Spanyol)

Alfredo Stefano di Stefano Laulhe lahir di Buenos Aires pada tanggal 4 Juli 1926. Alfredo di Stefano berposisi sebagai striker dan berpostur 178 cm. Pernah membela lima klub dan dua negara sepanjang kariernya. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya satu gelar Argentine Primera Division Top Scorer bersama River Plate, lima gelar Pichichi Trophy bersama Real Madrid, dua gelar Primera Division bersama River Plate, tiga gelar Colombian Championship bersama Millonarios, delapan gelar Primera Division bersama Real Madrid, lima gelar European Cup bersama Real Madrid, satu gelar Intercontinental Cup bersama Real Madrid, satu gelar Copa America bersama tim nasional Argentina, dan dua gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.
1. Pele (Brazil)
Edson Arantes do Nascimento lahir di Tres Coracoes pada tanggal 21 Oktober 1940. Pele berposisi sebagai striker dan berpostur 173 cm. Hanya membela dua klub sepanjang kariernya, yakni Santos dan New York Cosmos. Pemain yang memiliki 92 caps dan 77 gol bagi tim nasional Brazil ini jelas pemain terbaik sepanjang masa. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya sebelas gelar Campeonato Paulista Top Scorer bersama Santos, tiga gelar Campeonato Brasiliero Serie A Top Scorer bersama Santos, sepuluh gelar Campeonato Paulista bersama Santos, enam gelar Campeonato Brasileiro Serie A bersama Santos, satu gelar North American Soccer League bersama New York Cosmos, dua gelar Copa Libertadores bersama Santos, dua gelar Intercontinental Cup bersama Santos, tiga gelar FIFA World Cup bersama tim nasional Brazil, dan FIFA Player of the Century sepanjang kariernya yang sangat penuh kesuksesan.
Prediksi Liga Inggris (Premier League) musim 2014-2015.
Meskipun sepakbola Eropa lewat ajang Liga Champions maupun Europa League mulai didominasi oleh klub-klub yg berasal dari La Liga Spanyol ataupun Bundesliga Jerman, namun jika kita memperbandingkan kualitas liga, bisa dikatakan Premier League masih yg terbaik. Mungkin saat ini wakil-wakil Premier League sedang mengalami proses untuk kembali mendominasi kompetisi Eropa seperti pada era 2005-2009, dimana banyak sekali wakil Premier League yg bertahan sampai tahap akhir kompetisi Liga Champions.
Di Premier League pertandingan begitu menyenangkan untuk ditonton. Pertandingan yg terbuka, saling jual beli serangan, banyak sekali pemain tim nasional berbagai negara bahkan di klub kecil sekalipun, hasil pertandingan yg tidak bisa diprediksi (klub kecil banyak yg mengalahkan klub besar, laga sesama klub besarpun tidak bisa ditebak), stadion-stadion yg menakjubkan, atmosfer pendukung yg sangat terasa fanatisme kedaerahan mereka namun tetap tertib meskipun klub kesayangan mereka kalah, bahkan hanya di Premier League tackle keras namun akurat mendapatkan applause.
Dalam 3 musim terakhir sangat sulit memprediksi Premier League, benar-benar seru dari awal hingga akhir. Namun disini penulis akan secara spesifik mengulas 5 klub besar, dan memprediksi berada di peringkat berapa mereka pada akhir musim nanti.
Manchester City FC
(Kekuatan)
Kedalaman skuad yg benar-benar baik setelah kedatangan Willy Caballero (Malaga), Bacary Sagna (Arsenal), Fernando (Porto), dan Eliaquim Mangala (Porto).
Ketergantungan lini pertahanan pada kemampuan individu Joe Hart dan Vincent Kompany perlahan-lahan semakin berkurang dengan kehadiran Martin Demichelis sejak musim lalu.
Manuel Pellegrini sudah lebih banyak beradaptasi di musim keduanya.
Duet Yaya Toure - Fernandinho yg semakin solid di lini tengah, memberikan lini tengah yg sangat kuat dan bertenaga.
Samir Nasri yg sudah semakin membaik dan konsisten penampilannya.
(Sisi Lemah)
Terlalu mengandalkan kreativitas David Silva di lini tengah untuk memulai serangan.
Banyak pemain berbakat yg belum maksimal penampilannya : Alvaro Negredo, Micah Richards, Jesus Navas, Jack Rodwell, Gael Clichy, Stevan Jovetic, John Guidetti, Matija Nastasic, dan Scott Sinclair.
Sebagian besar skuad memang pernah menjuarai Premier League 2 kali, tapi lebih ditolong pada kemampuan individu beberapa pemain bukan kerjasama tim dan tim-tim pesaing yg sedang tidak stabil dan inkonsisten.
Mental Manchester City masih dipertanyakan, terutama di Liga Champions.
Liverpool FC
(Kekuatan)
Semua pemain adalah pemain tim, tidak ada yg berusaha menonjol secara individu.
Memiliki banyak pemain muda potensial dalam diri Philippe Coutinho, Jordan Henderson, Sebastian Coates, Mamadou Sakho, Jon Flanagan, Martin Kelly, dan Raheem Sterling.
Para pemain sudah sangat bisa memahami strategi dan instruksi dari Brendan Rodgers.
Sosok Steven Gerrard sebagai kapten tim dan panutan, mampu menjaga kekompakan dan harmonisasi tim.
(Sisi Lemah)
Kehilangan Luis Suarez berarti mengurangi sekitar 15% kekuatan tim.
Kehadiran Adam Lallana diyakini malah membuat pemain muda bertalenta besar Philippe Coutinho dan Raheem Sterling kehilangan menit bermain yg cukup dan membuat adanya persaingan pribadi yg ketat.
Prediksi : Peringkat ke 3
Chelsea FC
(Kekuatan)
Kedatangan banyak pemain bagus seperti Cesc Fabregas (Barcelona), Diego Costa (Atletico), Filipe Luis (Atletico), Thibaut Courtois (Atletico - kembali), Romelu Lukaku (Everton - kembali) yg membuat Chelsea tidak diragukan lagi memiliki skuad terbaik di Liga Inggris musim 2014-2015 dan salah satu yg terbaik di Eropa bahkan dunia.
Memiliki Jose Mourinho yg merupakan salah satu pelatih terbaik dunia saat ini.
Kedalaman skuad yg sangat baik.
Kombinasi Oscar, Eden Hazard, dan Cesc Fabregas yg diyakini akan sangat berbahaya.
Selama pramusim, Diego Costa menunjukkan sebagai striker yg tidak dimiliki Chelsea dalam dua musim terakhir.
(Sisi Lemah)
Sektor penyerang yg dipenuhi oleh pemain yg harus membuktikan diri dan menimbulkan persaingan internal yg bisa berimbas buruk.
Prediksi : Juara
Arsenal FC
(Kekuatan)
Memiliki Arsene Wenger yg merupakan salah satu pelatih terbaik saat ini, dan sangat berpengalaman di Liga Inggris.
Lini tengah dipenuhi pemain-pemain kreatif berskill tinggi seperti Tomas Rosicky, Santi Cazorla, Mesut Ozil, Mikel Arteta, Jack Wilshere, dan Alexis Sanchez.
Memiliki gaya permainan menyerang yg indah dan berbahaya.
(Sisi Lemah)
Masih tidak menyadari pentingnya memiliki kiper kelas dunia, bukan sekedar kiper yg bagus, Wojciech Szczesny dan David Ospina kiper bagus, tapi belum berkelas dunia seperti Iker Casillas (Real Madrid), Manuel Neuer (Bayern Munchen), Petr Cech (Chelsea), Pepe Reina (Bayern Munchen), Diego Benaglio (Wolfsburg), Julio Cesar (QPR), ataupun Gianluigi Buffon (Juventus).
Penampilan Olivier Giroud sebagai striker utama terkadang masih inkonsisten.
Kurang pemain bertenaga di lini tengah, pemain yg berfungsi sebagai jangkar tim seperti Patrick Vieira dan Gilberto Silva di masa lalu.
Prediksi : Peringkat ke 5
Manchester United
(Kekuatan)
Memiliki Louis van Gaal yg merupakan pelatih kenyang pengalaman, gemar permainan menyerang, dan memiliki mental juara.
Seluruh elemen tim, baik pemain, pelatih, dan manajemen benar-benar termotivasi untuk bangkit dan membuktikan diri setelah pada musim lalu terpuruk di peringkat ke 7 klasemen.
Phil Jones sedang menapaki jalan menjadi bek tengah terbaik Inggris menggantikan Rio Ferdinand (West Ham) dan John Terry (Chelsea) yg semakin menua dan memberikan keuntungan bagi lini pertahanan Manchester United.
Jika diduetkan, Wayne Rooney dan Robin van Persie berpotensi menjadi duet terbaik di Eropa bahkan dunia.
Kedatangan van Gaal memberikan skema serangan dan skema pertahanan yg berbeda dengan era Sir Alex Ferguson dan itu memberikan gairah dan semangat baru bagi tim.
(Sisi Lemah)
Kehilangan pemain-pemain senior seperti Ryan Giggs, Rio Ferdinand, Nemanja Vidic, dan Patrice Evra membuat Manchester United kehilangan unsur pengalaman dan mentalitas dalam tim.
Louis van Gaal solusi jangka pendek, tidak bisa diharapkan masih melatih Manchester United 5 tahun mendatang.
Prediksi : Peringkat ke 4
Jul 21, 2014
3 Pemain Terbaik Piala Dunia 2014.
Piala Dunia 2014 baru saja berakhir dengan Jerman ditahbiskan menjadi juara. Selain gelar juara dunia, Piala Dunia 2014 juga memberikan beberapa penghargaan lain diantaranya adalah pemain terbaik yg diberikan kepada Lionel Messi (Argentina), pencetak gol terbanyak yg diberikan kepada James Rodriguez (Kolombia), kiper terbaik yg diberikan kepada Manuel Neuer (Jerman), serta penghargaan pemain muda terbaik yg diberikan kepada Paul Pogba (Prancis). Dari sekian banyak penghargaan tersebut, penghargaan pemain terbaik yg diberikan kepada Lionel Messi ramai mendapatkan kritik dari masyarakat luas, bahkan Sepp Blatter (Presiden FIFA) dan Diego Maradona (legenda sepakbola Argentina) juga bingung atas keputusan para pakar yg menunjuk Messi sebagai yg terbaik. Oleh karena itu, saya sebagai penulis yg independen mencoba menganalisa 3 pemain terbaik sepanjang perhelatan Piala Dunia 2014. Inilah urutannya :
3. James Rodriguez
Meskipun diisi banyak talenta hebat, Kolombia diyakini tidak akan mampu tampil maksimal di gelaran Piala Dunia kali ini, hal ini tidak lain karena bintang utamanya, Radamel Falcao, tidak dapat mengikuti Piala Dunia dikarenakan cedera yg didapatkannya saat membela AS Monaco. Namun ternyata yg terjadi tidak demikian, Kolombia tetap dapat berbuat banyak di gelaran Piala Dunia kali ini dengan masuk babak 8 besar. Salah satu faktor utama keberhasilan Kolombia di Piala Dunia kali ini adalah seorang pemain muda berusia 23 tahun, James Rodriguez.
Pemain yg juga bermain di AS Monaco ini, berposisi asli sebagai gelandang serang, namun di level klub, dia juga sering dipasang di sayap ataupun sebagai second striker bahkan false 9. Memiliki kaki kiri yg berbahaya, umpan yg akurat, dan tendangan bebas yg mematikan, menjadikan James Rodriguez dijuluki sebagai Cristiano Ronaldo-nya Amerika Selatan.
Di Piala Dunia 2014 ini, selain berkontribusi nyata sebagai konduktor utama serangan Kolombia, James Rodriguez juga amat sangat tajam. Dia membukukan 6 gol sepanjang kompetisi, dan mendapatkan gelar sebagai pencetak gol terbanyak Piala Dunia 2014.
2. Thomas Muller
Pemain yg bisa menempati berbagai posisi menyerang ini merupakan salah satu pemain muda yg sudah kenyang akan pengalaman dan gelar. Diberi debut pertama kali oleh Louis van Gaal di Bayern Munich pada musim 2009-10, Muller muda berhasil meraih gelar Bundesliga di akhir musim. Di musim pertamanya pula, Muller muda berhasil mendapatkan gelar sebagai pencetak gol terbanyak Piala Dunia 2010. Pada musim 2012-13, Thomas Muller meraih segalanya di level klub bersama Bayern Munich yg kala itu dilatih oleh Jupp Heynckes. Pada musim 2013-14 yg lalu dibawah asuhan Pep Guardiola, Muller bersama Bayern Munich berhasil mempertahankan gelar Bundesliga.
Keikutsertaan yg kedua kalinya pada turnamen 4 tahunan ini, menjadikan torehan gelar Muller semakin sempurna, seiring dengan keberhasilannya meraih Piala Dunia 2014. Hat tricknya saat melawan Portugal begitu susah dilupakan, visi permainan dan pergerakan-pergerakannya di Piala Dunia kali ini berperan besar dalam kesuksesan Jerman. Meskipun di tim Jerman ada Bastian Schweinsteiger yg bermain begitu ngotot dalam menguasai lini tengah, ataupun Toni Kroos yg pada turnamen ini begitu terasa sekali perannya sebagai playmaker, tapi tanpa Muller sebagai pengacau pertahanan lawan, mengobrak-abrik pertahanan manapun lewat pergerakan dan kemampuannya mencari ruang, bukan tidak mungkin Jerman gagal meraih Piala Dunia keempatnya.
1. Arjen Robben
Diantara pemain kelas dunia lain yg mengikuti Piala Dunia kali ini, bisa dikatakan jika Arjen Robben memiliki penampilan yg paling baik dan semangat yg tinggi. Berposisi asli sebagai pemain sayap, pada perhelatan Piala Dunia 2014 kali ini Arjen Robben ditempatkan sebagai second striker. Arjen Robben begitu bersemangat untuk menebus kegagalan pada turnamen yg sama 4 tahun sebelumnya, meskipun akhirnya gagal.
Dribble Robben yg cepat dan sangat sulit direbut membuat pertahanan semua lawan yg dihadapi kocar-kacir dan menuai decak kagum siapapun yg melihat. Ditambah lagi dengan umpan-umpan dan tembakan yg akurat, yg selalu dipertontonkannya pada perhelatan Piala Dunia kali ini secara konsisten, siapa yg bisa menjamin seandainya Belanda lolos ke final, Jerman tetap meraih gelar juara.
3. James Rodriguez
Meskipun diisi banyak talenta hebat, Kolombia diyakini tidak akan mampu tampil maksimal di gelaran Piala Dunia kali ini, hal ini tidak lain karena bintang utamanya, Radamel Falcao, tidak dapat mengikuti Piala Dunia dikarenakan cedera yg didapatkannya saat membela AS Monaco. Namun ternyata yg terjadi tidak demikian, Kolombia tetap dapat berbuat banyak di gelaran Piala Dunia kali ini dengan masuk babak 8 besar. Salah satu faktor utama keberhasilan Kolombia di Piala Dunia kali ini adalah seorang pemain muda berusia 23 tahun, James Rodriguez.
Pemain yg juga bermain di AS Monaco ini, berposisi asli sebagai gelandang serang, namun di level klub, dia juga sering dipasang di sayap ataupun sebagai second striker bahkan false 9. Memiliki kaki kiri yg berbahaya, umpan yg akurat, dan tendangan bebas yg mematikan, menjadikan James Rodriguez dijuluki sebagai Cristiano Ronaldo-nya Amerika Selatan.
Di Piala Dunia 2014 ini, selain berkontribusi nyata sebagai konduktor utama serangan Kolombia, James Rodriguez juga amat sangat tajam. Dia membukukan 6 gol sepanjang kompetisi, dan mendapatkan gelar sebagai pencetak gol terbanyak Piala Dunia 2014.
2. Thomas Muller
Pemain yg bisa menempati berbagai posisi menyerang ini merupakan salah satu pemain muda yg sudah kenyang akan pengalaman dan gelar. Diberi debut pertama kali oleh Louis van Gaal di Bayern Munich pada musim 2009-10, Muller muda berhasil meraih gelar Bundesliga di akhir musim. Di musim pertamanya pula, Muller muda berhasil mendapatkan gelar sebagai pencetak gol terbanyak Piala Dunia 2010. Pada musim 2012-13, Thomas Muller meraih segalanya di level klub bersama Bayern Munich yg kala itu dilatih oleh Jupp Heynckes. Pada musim 2013-14 yg lalu dibawah asuhan Pep Guardiola, Muller bersama Bayern Munich berhasil mempertahankan gelar Bundesliga.
Keikutsertaan yg kedua kalinya pada turnamen 4 tahunan ini, menjadikan torehan gelar Muller semakin sempurna, seiring dengan keberhasilannya meraih Piala Dunia 2014. Hat tricknya saat melawan Portugal begitu susah dilupakan, visi permainan dan pergerakan-pergerakannya di Piala Dunia kali ini berperan besar dalam kesuksesan Jerman. Meskipun di tim Jerman ada Bastian Schweinsteiger yg bermain begitu ngotot dalam menguasai lini tengah, ataupun Toni Kroos yg pada turnamen ini begitu terasa sekali perannya sebagai playmaker, tapi tanpa Muller sebagai pengacau pertahanan lawan, mengobrak-abrik pertahanan manapun lewat pergerakan dan kemampuannya mencari ruang, bukan tidak mungkin Jerman gagal meraih Piala Dunia keempatnya.
1. Arjen Robben
Diantara pemain kelas dunia lain yg mengikuti Piala Dunia kali ini, bisa dikatakan jika Arjen Robben memiliki penampilan yg paling baik dan semangat yg tinggi. Berposisi asli sebagai pemain sayap, pada perhelatan Piala Dunia 2014 kali ini Arjen Robben ditempatkan sebagai second striker. Arjen Robben begitu bersemangat untuk menebus kegagalan pada turnamen yg sama 4 tahun sebelumnya, meskipun akhirnya gagal.
Dribble Robben yg cepat dan sangat sulit direbut membuat pertahanan semua lawan yg dihadapi kocar-kacir dan menuai decak kagum siapapun yg melihat. Ditambah lagi dengan umpan-umpan dan tembakan yg akurat, yg selalu dipertontonkannya pada perhelatan Piala Dunia kali ini secara konsisten, siapa yg bisa menjamin seandainya Belanda lolos ke final, Jerman tetap meraih gelar juara.
Jul 20, 2014
3 Pemain Terbaik Eropa 2013-2014.
Musim 2013-2014 telah lama usai dan menghasilkan beberapa juara baru, seperti Real Madrid yg berhasil meraih la decima di Liga Champions Eropa, Atletico Madrid yg berhasil meruntuhkan dominasi Barcelona dan Real Madrid di La Liga, Manchester City yg berhasil meraih gelar Premier League setelah bersaing ketat dengan Liverpool dan Chelsea, ataupun Bayern Munich, Ajax Amsterdam, PSG, serta Juventus yg berhasil mempertahankan gelar di liga masing-masing. Belum lagi ditambah dengan Sevilla yg kembali menjuarai Liga Europa dan liga-liga lain di Eropa yg tidak kalah seru.
Maka menyambut musim baru 2014-2015 yg akan segera hadir seiring dengan berakhirnya Piala Dunia 2014, ada baiknya jika kita melihat 3 pemain terbaik musim 2013-2014 yang lalu, inilah urutannya :
3. Diego Costa (Atletico Madrid)
Ketika striker utama mereka Radamel Falcao pergi ke Monaco, Atletico membeli David Villa dari Barcelona yg baru saja mendatangkan Neymar dari Santos. Terlihat sekali manajemen Atletico Madrid ingin sekali menjadikan David Villa, striker andalan tim nasional Spanyol sejak Piala Dunia 2006, sebagai pengganti Radamel Falcao sebagai striker utama. Laga awal musim berhadapan dengan Barcelona semakin terlihat jika David Villa memang diproyeksikan sebagai striker utama. Diego Costa ? dijadikan striker keduapun rasanya tidak, mengingat masih ada Adrian Lopez yg merupakan andalan tim nasional Spanyol muda di beberapa tingkatan usia.
Kesetiaan Diego Costa untuk Atletico terbayar musim ini, sering hanya menjadi cadangan abadi striker-striker besar yg pernah membela Atletico seperti Sergio Aguero, Diego Forlan, ataupun Radamel Falcao, bahkan sempat beberapa kali dipinjamkan ke klub lain, musim ini karir Diego Costa melesat sangat cepat berkat kejelian sang pelatih Diego Simeone.
Memiliki gaya permainan yg berbeda dengan striker-striker hebat Atletico dalam kurun waktu 6 musim terakhir, sangat mengandalkan fisik, seperti perpaduan antara gaya mempertahankan bola Emile Heskey dan kengototan Didier Drogba, tidak membuat Diego Costa dipinggirkan lagi, malah menjadikan dia pemain terpenting Atletico musim lalu. Bahkan secara prestasi, musim 2013-14 merupakan musim terbaik Atletico sejak 14 musim terakhir. Menjuarai La Liga dan menjadi runner up Liga Champions, bersaing dengan klub-klub besar dan kaya membuktikan kepercayaan Diego Simeone bisa dijawab dengan respon yg tepat oleh Diego Costa yg pada musim lalu mencetak 27 gol di La Liga dan 8 gol di Liga Champions.
Di musim lalu juga, Diego Costa yg pada musim-musim sebelumnya hanyalah cadangan abadi Atletico Madrid, menjadi rebutan antara 2 tim nasional, tidak tanggung-tanggung yg memperebutkannya adalah juara dunia 2010, Spanyol, dan tim nasional tersukses sepanjang perhelatan Piala Dunia, Brazil, namun akhirnya Diego Costa memilih Spanyol, dan bermain sebagai striker utama la furia roja pada Piala Dunia 2014 yg lalu, meskipun mencapai hasil yg kurang memuaskan.
2. Luis Suarez (Liverpool)
Kontroversial namun sangat hebat, itulah yg melekat di benak banyak orang saat mendengar nama Luis Suarez. Sudah hebat dan tajam sejak membela Ajax Amsterdam di Liga Belanda, kemampuan Luis Suarez semakin mendapat sorotan dan penghormatan di Premier League. Musim 2013-14 yang lalu menjadi musim terbaiknya secara individual, dimana dia berhasil mendapatkan gelar pencetak gol terbanyak Premier League dengan 31 gol, penghargaan sepatu emas Eropa (berbagi gelar bersama Cristiano Ronaldo), dan menjadi pemain non eropa pertama yg mendapat penghargaan PFA Players' Player of the Year.
Memiliki gaya permainan yg mengandalkan dribble, pergerakan yg dinamis, kerja keras dalam setiap laga, dan penyelesaian akhir yg khas Amerika latin menjadikan Luis Suarez sulit dibendung musim lalu. Keberhasilan mengantarkan Liverpool finis di urutan kedua Premier League dipuji banyak pihak. Padahal di musim lalu, Suarez memulai musim tidak dari laga pertama setelah menjalani skorsing, namun tetap saja Luis Suarez selalu berhasil membungkam cemoohan yg mengalir padanya dengan pencapaian individu dan tim.
1. Cristiano Ronaldo (Real Madrid)
Pada awal karirnya, Cristiano Ronaldo muda yg tinggi, kurus dan berambut ikal, sering memukau pemandu bakat klub-klub menengah dan bawah Eropa dengan dribble yg cepat, trik-trik ajaib yg sebenarnya terlalu kebanyakan dan tidak perlu, serta crossing-crossing bersemangat dari pemain yg satu ini. Di beberapa kesempatan, Cristiano Ronaldo muda juga terkadang merangsek ke depan gawang untuk mencetak gol. Bakat mentah Ronaldo muda ini sempat juga diperhatikan oleh Arsenal, namun lebih banyak klub-klub menengah kebawah Eropa yg tertarik padanya, berbeda dengan komoditi lain seusianya di Sporting CP, Ricardo Quaresma, yg juga berposisi sebagai sayap, yg saat itu memang sedang diamati oleh banyak klub-klub besar Eropa. Namun Sir Alex Ferguson jeli mengamatinya dan mencium potensi besar dalam diri Ronaldo muda, bahkan memberikan nomor punggung keramat 7 di Manchester United.
Mengawali musim-musim awal di MU lewat gemblengan keras Ferguson, Ronaldo lambat laun semakin dewasa dalam penampilan. Dribble cepat dan trik-trik ajaib masih jadi andalannya meskipun sedikit banyak sudah mulai dikurangi. Di MU dia mengikuti pelatihan kebugaran dan membentuk tubuhnya lebih berisi, selain itu di MU dia juga mulai menemukan insting gol, kemampuan tendangan bebas, tendangan jarak jauh, dan kemampuan mencetak gol lewat sundulan kepala. Musim 2007-08 menjadi puncak karirnya, Ronaldo yg terlihat bergembira dalam setiap penampilan, Ronaldo yg dipindah posisi oleh Ferguson dijadikan striker tengah, menjadi inspirator utama dalam meraih gelar Premier League dan Liga Champions, dan di akhir tahun mendapatkan gelar FIFA World Player of the Year dan Ballon d'Or.
Kepindahan ke Real Madrid tidak dapat dihindarkan, memang sepantasnya pemain terbaik dunia sepertinya bermain di klub terbaik dunia seperti Real Madrid. Di Real Madrid, dia seperti dikerjar target, bermain sangat profesional, sudah tidak terlalu bersenang-senang seperti saat membela MU, rataan golnya setiap musim di Madrid benar-benar fantastis, namun sepanjang 2009-2013 secara tim Ronaldo kalah jauh dengan Lionel Messi dan Barcelonanya, Cristiano Ronaldo hanya sanggup meraih masing-masing 1 gelar La Liga, Copa del Rey, dan Supercopa de Espana. Di tataran individupun Ronaldo kalah oleh Lionel Messi yg memborong gelar individu FIFA Ballon d'Or, padahal banyak yg mengatakan jika secara kemampuan Ronaldo lebih lengkap, dan rataan gol di La Liga Ronaldo masih lebih baik daripada Messi.
Dengan kedatangan pelatih baru yg hebat dan kebapakan di Real Madrid, Carlo Ancelotti, pada awal musim 2013-14. Serta mentor langsung dari Zinedine Zidane sebagai asisten pelatih, Cristiano Ronaldo langsung menggila di bulan September - Desember 2013 baik di level klub ataupun tim nasional (mencetak hat trick di playoff Piala Dunia melawan Swedia), di satu sisi penampilan Messi di Barcelona banyak terganggu cedera, dan penampilan Barcelona juga sudah mulai menurun. Akhirnya musim ini menjadi pembuktian dan penyempurna gelar Cristiano Ronaldo. 2 Liga terbaik dunia sudah dilalui, dan semua gelar yg tersedia sudah diraih di level klub pada dua negara yg berbeda. Permainannyapun sudah jauh lebih dewasa musim ini, hanya melakukan dribble dan speed seperlunya, tendangannyapun lebih akurat dan berbahaya musim ini, belum lagi tendangan bebas dan sundulannya yg semakin membaik setiap waktu.
Musim 2013-14 bukan musim terbaik Cristiano Ronaldo secara individu maupun tim, tapi jelas musim ini menjadikan dirinya pantas sejajar dengan para pemain legendaris sepanjang masa seperti Eusebio, Alfredo Di Stefano, Pele, Ferenc Puskas, Franz Beckenbauer, Gerd Muller, Giuseppe Meazza, dan nama-nama besar lain. Sudah bermain lebih sabar dan dewasa, dia melengkapi dan menyempurnakan karirnya di tahun 2014 ini dengan raihan Liga Champions, dan torehan individu seperti 2014 FIFA Ballon d'Or, Sepatu Emas Eropa (berbagi dengan Luis Suarez), serta gelar pencetak gol terbanyak La Liga dan Liga Champions dengan raihan yg sangat mencengangkan, 17 gol.
Maka menyambut musim baru 2014-2015 yg akan segera hadir seiring dengan berakhirnya Piala Dunia 2014, ada baiknya jika kita melihat 3 pemain terbaik musim 2013-2014 yang lalu, inilah urutannya :
3. Diego Costa (Atletico Madrid)
Ketika striker utama mereka Radamel Falcao pergi ke Monaco, Atletico membeli David Villa dari Barcelona yg baru saja mendatangkan Neymar dari Santos. Terlihat sekali manajemen Atletico Madrid ingin sekali menjadikan David Villa, striker andalan tim nasional Spanyol sejak Piala Dunia 2006, sebagai pengganti Radamel Falcao sebagai striker utama. Laga awal musim berhadapan dengan Barcelona semakin terlihat jika David Villa memang diproyeksikan sebagai striker utama. Diego Costa ? dijadikan striker keduapun rasanya tidak, mengingat masih ada Adrian Lopez yg merupakan andalan tim nasional Spanyol muda di beberapa tingkatan usia.
Kesetiaan Diego Costa untuk Atletico terbayar musim ini, sering hanya menjadi cadangan abadi striker-striker besar yg pernah membela Atletico seperti Sergio Aguero, Diego Forlan, ataupun Radamel Falcao, bahkan sempat beberapa kali dipinjamkan ke klub lain, musim ini karir Diego Costa melesat sangat cepat berkat kejelian sang pelatih Diego Simeone.
Memiliki gaya permainan yg berbeda dengan striker-striker hebat Atletico dalam kurun waktu 6 musim terakhir, sangat mengandalkan fisik, seperti perpaduan antara gaya mempertahankan bola Emile Heskey dan kengototan Didier Drogba, tidak membuat Diego Costa dipinggirkan lagi, malah menjadikan dia pemain terpenting Atletico musim lalu. Bahkan secara prestasi, musim 2013-14 merupakan musim terbaik Atletico sejak 14 musim terakhir. Menjuarai La Liga dan menjadi runner up Liga Champions, bersaing dengan klub-klub besar dan kaya membuktikan kepercayaan Diego Simeone bisa dijawab dengan respon yg tepat oleh Diego Costa yg pada musim lalu mencetak 27 gol di La Liga dan 8 gol di Liga Champions.
Di musim lalu juga, Diego Costa yg pada musim-musim sebelumnya hanyalah cadangan abadi Atletico Madrid, menjadi rebutan antara 2 tim nasional, tidak tanggung-tanggung yg memperebutkannya adalah juara dunia 2010, Spanyol, dan tim nasional tersukses sepanjang perhelatan Piala Dunia, Brazil, namun akhirnya Diego Costa memilih Spanyol, dan bermain sebagai striker utama la furia roja pada Piala Dunia 2014 yg lalu, meskipun mencapai hasil yg kurang memuaskan.
2. Luis Suarez (Liverpool)
Kontroversial namun sangat hebat, itulah yg melekat di benak banyak orang saat mendengar nama Luis Suarez. Sudah hebat dan tajam sejak membela Ajax Amsterdam di Liga Belanda, kemampuan Luis Suarez semakin mendapat sorotan dan penghormatan di Premier League. Musim 2013-14 yang lalu menjadi musim terbaiknya secara individual, dimana dia berhasil mendapatkan gelar pencetak gol terbanyak Premier League dengan 31 gol, penghargaan sepatu emas Eropa (berbagi gelar bersama Cristiano Ronaldo), dan menjadi pemain non eropa pertama yg mendapat penghargaan PFA Players' Player of the Year.
Memiliki gaya permainan yg mengandalkan dribble, pergerakan yg dinamis, kerja keras dalam setiap laga, dan penyelesaian akhir yg khas Amerika latin menjadikan Luis Suarez sulit dibendung musim lalu. Keberhasilan mengantarkan Liverpool finis di urutan kedua Premier League dipuji banyak pihak. Padahal di musim lalu, Suarez memulai musim tidak dari laga pertama setelah menjalani skorsing, namun tetap saja Luis Suarez selalu berhasil membungkam cemoohan yg mengalir padanya dengan pencapaian individu dan tim.
1. Cristiano Ronaldo (Real Madrid)
Pada awal karirnya, Cristiano Ronaldo muda yg tinggi, kurus dan berambut ikal, sering memukau pemandu bakat klub-klub menengah dan bawah Eropa dengan dribble yg cepat, trik-trik ajaib yg sebenarnya terlalu kebanyakan dan tidak perlu, serta crossing-crossing bersemangat dari pemain yg satu ini. Di beberapa kesempatan, Cristiano Ronaldo muda juga terkadang merangsek ke depan gawang untuk mencetak gol. Bakat mentah Ronaldo muda ini sempat juga diperhatikan oleh Arsenal, namun lebih banyak klub-klub menengah kebawah Eropa yg tertarik padanya, berbeda dengan komoditi lain seusianya di Sporting CP, Ricardo Quaresma, yg juga berposisi sebagai sayap, yg saat itu memang sedang diamati oleh banyak klub-klub besar Eropa. Namun Sir Alex Ferguson jeli mengamatinya dan mencium potensi besar dalam diri Ronaldo muda, bahkan memberikan nomor punggung keramat 7 di Manchester United.
Mengawali musim-musim awal di MU lewat gemblengan keras Ferguson, Ronaldo lambat laun semakin dewasa dalam penampilan. Dribble cepat dan trik-trik ajaib masih jadi andalannya meskipun sedikit banyak sudah mulai dikurangi. Di MU dia mengikuti pelatihan kebugaran dan membentuk tubuhnya lebih berisi, selain itu di MU dia juga mulai menemukan insting gol, kemampuan tendangan bebas, tendangan jarak jauh, dan kemampuan mencetak gol lewat sundulan kepala. Musim 2007-08 menjadi puncak karirnya, Ronaldo yg terlihat bergembira dalam setiap penampilan, Ronaldo yg dipindah posisi oleh Ferguson dijadikan striker tengah, menjadi inspirator utama dalam meraih gelar Premier League dan Liga Champions, dan di akhir tahun mendapatkan gelar FIFA World Player of the Year dan Ballon d'Or.
Kepindahan ke Real Madrid tidak dapat dihindarkan, memang sepantasnya pemain terbaik dunia sepertinya bermain di klub terbaik dunia seperti Real Madrid. Di Real Madrid, dia seperti dikerjar target, bermain sangat profesional, sudah tidak terlalu bersenang-senang seperti saat membela MU, rataan golnya setiap musim di Madrid benar-benar fantastis, namun sepanjang 2009-2013 secara tim Ronaldo kalah jauh dengan Lionel Messi dan Barcelonanya, Cristiano Ronaldo hanya sanggup meraih masing-masing 1 gelar La Liga, Copa del Rey, dan Supercopa de Espana. Di tataran individupun Ronaldo kalah oleh Lionel Messi yg memborong gelar individu FIFA Ballon d'Or, padahal banyak yg mengatakan jika secara kemampuan Ronaldo lebih lengkap, dan rataan gol di La Liga Ronaldo masih lebih baik daripada Messi.
Dengan kedatangan pelatih baru yg hebat dan kebapakan di Real Madrid, Carlo Ancelotti, pada awal musim 2013-14. Serta mentor langsung dari Zinedine Zidane sebagai asisten pelatih, Cristiano Ronaldo langsung menggila di bulan September - Desember 2013 baik di level klub ataupun tim nasional (mencetak hat trick di playoff Piala Dunia melawan Swedia), di satu sisi penampilan Messi di Barcelona banyak terganggu cedera, dan penampilan Barcelona juga sudah mulai menurun. Akhirnya musim ini menjadi pembuktian dan penyempurna gelar Cristiano Ronaldo. 2 Liga terbaik dunia sudah dilalui, dan semua gelar yg tersedia sudah diraih di level klub pada dua negara yg berbeda. Permainannyapun sudah jauh lebih dewasa musim ini, hanya melakukan dribble dan speed seperlunya, tendangannyapun lebih akurat dan berbahaya musim ini, belum lagi tendangan bebas dan sundulannya yg semakin membaik setiap waktu.
Musim 2013-14 bukan musim terbaik Cristiano Ronaldo secara individu maupun tim, tapi jelas musim ini menjadikan dirinya pantas sejajar dengan para pemain legendaris sepanjang masa seperti Eusebio, Alfredo Di Stefano, Pele, Ferenc Puskas, Franz Beckenbauer, Gerd Muller, Giuseppe Meazza, dan nama-nama besar lain. Sudah bermain lebih sabar dan dewasa, dia melengkapi dan menyempurnakan karirnya di tahun 2014 ini dengan raihan Liga Champions, dan torehan individu seperti 2014 FIFA Ballon d'Or, Sepatu Emas Eropa (berbagi dengan Luis Suarez), serta gelar pencetak gol terbanyak La Liga dan Liga Champions dengan raihan yg sangat mencengangkan, 17 gol.
Misteri FIFA Ballon d'Or 2010.
Yang pertama adalah Wesley Sneijder, yg baru saja didatangkan oleh Jose Mourinho ke Inter Milan dari Real Madrid, dan diberi nomor punggung keramat 10. Berposisi sebagai playmaker, Sneijder berperan penting dalam mengantarkan Inter Milan yg sebenarnya bermain cenderung bertahan, pragmatis, dan mengandalkan serangan balik meraih treble winners di musim 2009-10. Bahkan beberapa golnya, baik melalui permainan terbuka maupun tendangan bebas berperan penting atas kelolosan Inter Milan ke partai puncak Liga Champions musim tersebut. Di timnas Belanda, Sneijder sedikit kurang beruntung, dia hanya meraih posisi runner up dalam turnamen akbar 4 tahunan tersebut di bawah asuhan Bert van Marwijk.
Yang kedua adalah Xavi Hernandez, yg baru saja memenangkan Piala Dunia 2010 dan La Liga musim 2009-10. Mengawali karir, Xavi belajar penguasaan bola dan umpan-umpan akurat langsung dari Pep Guardiola, mulai stabil dalam karir dan berbagi tempat di lini tengah Barcelona dengan Deco, Xavi mempelajari cara memulai serangan dan meluncurkan umpan-umpan mematikan dari maestro sepakbola Portugal kelahiran Brazil tersebut. Dan pada musim 2008-09, bersama Andres Iniesta di lini tengah, dia membentuk pola permainan tiki taka yg membuat Barcelona menguasai dunia dan jadi panutan. Bisa dikatakan, kesuksesan Spanyol dalam merebut Piala Dunia 2010 sebagian besar dikarenakan keberhasilan mengadopsi pola tiki taka Barcelona yg dibawa langsung oleh masternya, Xavi Hernandez. Iker Casillas dan Carles Puyol memang vital di pertahanan, David Villa memang mencetak sebagian besar gol timnas Spanyol, dan Andres Iniesta yg mencetak gol kemenangan di final, tapi peran Xavi menularkan gaya permainan tiki taka yg dipuji banyak pihak, sehingga wajar apabila dia jadi ganjalan terberat Wesley Sneijder dalam usaha meraih FIFA Ballon d'Or 2010.
Bagaimana dengan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, 2 pemain yg pada saat itu (sampai saat ini) disebut-sebut sebagai 2 pemain terbaik dunia. Cristiano Ronaldo, setelah pada 2008 meraih FIFA World Player of the Year dan tahun selanjutnya gagal mempertahankannya, mengawali start yg cukup baik bersama klub barunya Real Madrid, mencetak 26 gol di akhir musim pada kompetisi la liga, tetapi gagal membawa klubnya meraih juara La Liga bersama Manuel Pellegrini. Lionel Messi, setelah pada 2009 meraih FIFA World Player of the Year, dia menjalani La Liga dengan cukup sukses meskipun gagal mempertahankan gelar Liga Champions, selain itu dia juga mendapat gelar pencetak gol terbanyak La Liga musim tersebut dengan 34 gol.
Bagaimana dengan prestasi kedua pemain tersebut di tim nasional, Cristiano Ronaldo bersama Portugal terhenti di babak 16 besar Piala Dunia 2010, sedangkan Lionel Messi sedikit beruntung terhenti di babak perempatfinal. Tetapi jelas saja prestasi kedua pemain tersebut di timnas tidak pantas dibandingkan dengan Sneijder dan Xavi yg berhasil masuk final Piala Dunia 2010. Di level klub Messi sebenarnya bisa dianggap sejajar dengan Xavi karena berasal dari klub yg sama yakni Barcelona, tapi tetap saja torehan Messi di klub tetap tidak sebanding dengan treble winners yg diraih Sneijder bersama Inter Milan.
Oleh karena beberapa alasan yg sudah dijabarkan tadi, seharusnya Wesley Sneijder dan Xavi Hernandez bersaing ketat secara obyektif untuk meraih FIFA Ballon d'Or 2010. Namun anehnya yg terjadi adalah Lionel Messi menjadi pemenang dengan perolehan 22,65% suara, di urutan kedua ada Andres Iniesta dengan perolehan 17,36% suara, di urutan ketiga ada Xavi Hernandez dengan perolehan 16,48% suara, dan di urutan keempat ada Wesley Sneijder dengan perolehan 14,48% suara.
Inilah hasil dari penentuan pemenang lewat voting, yg mana setiap pemilih bebas memilih secara obyektif atau bahkan subyektif. Semua hasilnya harus dihormati oleh semua pihak, tetapi secara pribadi tentu saja terjadi keprihatinan. Lionel Messi memang pemain hebat, memiliki dribble bagus, akselerasi yg lumayan cepat, tajam, serta tendangan yg akurat, tetapi tidak bisakah pemain yg benar-benar terbaik pada musim / tahun tersebut yg meraih penghargaan. Seperti pada tahun 2006 saat Fabio Cannavaro yg kokoh memimpin Italia meraih Piala Dunia 2006 terpilih sebagai pemain terbaik FIFA, mengalahkan 2 figur yg saat itu secara harfiah (arti sebenarnya) adalah pemain terbaik dunia yaitu Ronaldinho dan Zinedine Zidane.
Subscribe to:
Posts (Atom)