Dec 22, 2014

Tim Terbaik Era 2000an.

Sebagai orang yg pertama kali menyukai dunia sepakbola pada awal tahun 2000an, bisa dikatakan pada era 2000an adalah era emas sepakbola karena banyaknya bintang-bintang bermunculan. Penulis menyimpulkan jika para pemain hebat pada era 2000an masih lebih hebat daripada para pemain hebat pada era sekarang. Pada awal era 2000an, Serie A Italia menjadi liga terbaik dengan pemain-pemain termahal di dunia. Juventus, AS Roma, Lazio, Inter Milan, AC Milan, Parma, dan Fiorentina memiliki deretan pemain-pemain berkualitas di dunia. Transfer-transfer mahal seringkali melibatkan klub-klub Italia. Bahkan pada awal era 2000an terdapat pendapat yg mengatakan bahwa lebih bergengsi gelar Scudetto Serie A daripada gelar Liga Champions Eropa.

Namun sejak pertengahan era 2000an Serie A sudah tidak sehebat dulu. Para pemain terbaik Serie A banyak yg pindah ke klub-klub dari liga lain. Dan pada akhir era 2000an, Premier League mulai mendominasi Eropa dan bisa dikatakan sebagai Liga Terbaik di dunia hingga saat ini, meninggalkan La Liga Spanyol dan Bundesliga Jerman. Namun penulis ingin sekali menyusun tim terbaik era 2000an, tim yg diisi oleh pemain-pemain terbaik pada era tersebut. Inilah tim era 2000an menurut versi penulis :

Oliver Kahn (Kiper)


Berkharisma, bermental baja, sangat tangguh, kokoh, dan ahli mengantisipasi tendangan penalti. Jelas yg terbaik pada era 2000an dibandingkan kiper-kiper hebat lain seperti Jose Luis Chilavert, Santiago Canizares, Gianluigi Buffon, Dida, Iker Casillas, dan Petr Cech.

Roberto Carlos (Bek Kiri)


Sangat senang membantu serangan, lumayan kokoh dalam melakukan marking, memiliki lari yg sangat cepat, memiliki tendangan yg sangat keras, dan memiliki kemampuan mengeksekusi tendangan bebas. Roberto Carlos bisa dikatakan sebagai bek kiri yg memiliki kemampuan seorang striker. Kemampuannya yg istimewa membuatnya lebih dipilih masuk tim daripada Ashley Cole.

Fabio Cannavaro (Bek Tengah)


Seorang bek yang berhasil mendapatkan dua penghargaan individu bergensi FIFA World Player of the Year dan Ballon d'Or. Meskipun berpostur pendek untuk ukuran bek tengah, Fabio Cannavaro memiliki kemampuan tackle yg mumpuni, lompatan yang tinggi, dan sangat kokoh dalam melakukan marking membuatnya sangat sulit dilewati penyerang lawan. Tidak ada keraguan memasukkannya ke dalam tim ini.

Lilian Thuram (Bek Tengah)


Berposisi sebagai bek kanan pada awal karirnya, Lilian Thuram tercatat dalam sejarah sebagai salah satu bek tengah terbaik sepanjang masa. Sangat kuat, bertenaga, memiliki stamina baik, sangat gigih, dan memiliki kemampuan membaca serangan lawan, membuatnya lebih dipilih masuk di tim ini daripada bek-bek tengah hebat lain pada era 2000an seperti Jaap Stam, Paolo Maldini, Alessandro Nesta, Roberto Ayala, Lucio, Rio Ferdinand, John Terry, dan Ricardo Carvalho.

Marcos Cafu (Bek Kanan)



Banyak yang menyebut jika Marcos Cafu adalah penerus sejati bek kanan legendaris Brazil, Carlos Alberto Torres. Sangat gemar menyerang dari sisi kanan, sangat bertenaga, memiliki dribble yang baik, ketenangan, dan jiwa kepemimpinan. Semua atribut yang dimikinya membuatnya menang bersaing dengan para bek kanan hebat era 2000an seperti Javier Zanetti, Maicon, maupun Daniel Alves.

Ryan Giggs (Sayap Kiri)


Sangat cepat dalam menyisir sayap kiri, sangat piawai menggunakan kaki kirinya, dan bertipikal sebagai pemain sayap klasik Britania Raya membuatnya menjadi andalan Manchester United selama setidaknya dua dekade. Seorang legenda sejati. Statusnya sebagai legenda sejati Manchester United membuatnya dengan mudah menyingkirkan Pavel Nedved untuk mengisi posisi sayap kiri tim yg hebat ini.

Michael Ballack (Gelandang Tengah)


Bertenaga, memiliki passing akurat, memiliki kemampuan melepaskan tendangan yg keras, memiliki kemampuan menyundul bola yang baik, memiliki jiwa kepemimpinan, dan memiliki kemampuan mengatur tempo permainan. Pemain ini memiliki daya juang yang sangat kuat dan berpengaruh dalam tim-tim yang pernah dibelanya. Lebih dipilih masuk tim daripada empat gelandang tengah hebat lain pada era 2000an, Paul Scholes, Gaizka Mendieta, Steven Gerrard, dan Frank Lampard.

Patrick Vieira (Gelandang Bertahan)


Memiliki postur tinggi besar yg mengintimidasi lawan, gaya permainan yg keras, visi permainan yg baik, dan jiwa kepemimpinan yg tinggi. Mungkin Patrick Vieira adalah gelandang bertahan terbaik sepanjang masa dan jelas lebih dipilih masuk tim daripada tiga gelandang bertahan hebat pada era 2000an lainnya seperti Roy Keane, Edgar Davids, dan Claude Makelele.

Cristiano Ronaldo (Sayap Kanan)



Cepat, lincah, suka melalukan trik, mulai piawai dalam melakukan tendangan bebas, dan lumayan piawai menyundul bola adalah gambaran seorang Cristiano Ronaldo muda pada era 2000an. Dirinya dibeli pada tahun 2003 oleh Manchester United dan diproyeksikan sebagai pengganti David Beckham. Namun kenyataan yang terjadi sebenarnya adalah, Manchester United mendapatkan pemain dengan potensi yang jauh lebih hebat daripada David Beckham. Sering disebut jika sebenarnya Cristiano Ronaldo jauh lebih lengkap dan jauh lebih menentukan hasil pertandingan daripada pesaing abadinya Lionel Messi, maka perolehan FIFA Ballon d'Or Lionel Messi yang lebih banyak daripada Cristiano Ronaldo disebut sebuah ketidakadilan. Cristiano Ronaldo jelas akan masuk di tim terbaik era 2000an ini, mengungguli nama-nama besar seperti David Beckham dan Luis Figo, masuk kedalam tim hebat yang bahkan Lionel Messi sendiri tidak masuk.

Zinedine Zidane (Gelandang Serang / Penyerang Lubang)


Salah satu pemain terhebat sepanjang masa. Maestro sepakbola Perancis. Inspirator utama tim nasional Perancis pada eranya. Playmaker hebat yang bisa bermain di beberapa posisi berbeda. Peraih tiga gelar FIFA World Player of the Year. Jelas lebih pantas masuk tim hebat ini daripada nama-nama besar seperti Francesco Totti, Alessandro Del Piero, Manuel Rui Costa, Rivaldo, Ronaldinho, Ricardo Kaka, maupun Lionel Messi.

Ronaldo Luis (Striker Tunggal)



Secara bakat dan kemampuan, Ronaldo adalah pemain terbaik dalam 30 tahun terakhir. Melebihi nama-nama besar seperti Diego Maradona, Michel Platini, Lothar Matthaus, Hristo Stoichkov, Romario, Roberto Baggio, Marco van Basten, Ruud Gullit, Zinedine Zidane, Francesco Totti, Ronaldinho, Thierry Henry, Ricardo Kaka, Cristiano Ronaldo, Zlatan Ibrahimovic, dan Lionel Messi. Pernah mendapatkan tiga gelar FIFA World Player of the Year, satu gelar pemain Serie A terbaik sedekade (1997-2007), dan pemain terbesar abad 20 versi majalah World Soccer menjelaskan kepantasan Ronaldo masuk tim hebat ini.

Sir Alex Ferguson (Pelatih)


Pelatih terkonsisten. Salah satu pelatih terbaik sepanjang masa. Meraih banyak kesuksesan bersama Manchester United pada era 2000an. Sangat layak menangani tim hebat ini. 

 

2014, Tahun Kembalinya Real Madrid.

Tentu saja bisa kita ingat jika beberapa tahun yang lalu adalah masa-masa keemasan seteru abadi Real Madrid baik di La Liga maupun Liga Champions Eropa yakni Barcelona. Rasanya sulit sekali bagi Real Madrid untuk menggusur dominasi Barcelona baik di La Liga maupun di Liga Champions. Bahkan dalam rentang waktu 2009 hingga 2013, Barcelona memenangi tiga gelar La Liga dan dua gelar Liga Champions Eropa, sedangkan Real Madrid hanya mampu sekali memenangi gelar La Liga pada era Jose Mourinho. Untuk tataran individupun sama saja, meskipun mampu bersaing dengan Lionel Messi dalam jumlah perolehan gol baik di La Liga maupun Liga Champions Eropa, namun Cristiano Ronaldo selalu kalah dari Lionel Messi pada ranah penghargaan Individual FIFA Ballon d'Or.



Peruntungan Real Madrid berubah setelah managemen Real Madrid mempersilahkan Jose Mourinho kembali melatih klub lamanya yaitu Chelsea dan merekrut pelatih yg tak kalah hebat asal Italia, Carlo Ancelotti, yang pernah meraih gelar liga domestik di tiga liga berbeda dan dua gelar liga champions Eropa. Carlo Ancelotti yang bertipikal mengutamakan kekeluargaan dalam tim dan sangat kebapakan mengayomi tim rasanya sedikit bertolak belakang secara karakteristik dengan Jose Mourinho yg sedikit temperamental dan lumayan sering mengharapkan persaingan antar pemain di dalam timnya meskipun harus diakui jika Jose Mourinho juga sering memuji pemainnya, seorang motivator yg ulung, dan seorang pelatih yang sangat jenius, bahkan mungkin masih yang terbaik pasca pensiunnya Sir Alex Ferguson. Namun Carlo Ancelotti yg mendapatkan sambutan dan ekspektasi dari fans Real Madrid tidak lebih tinggi dari Jose Mourinho justru bisa menyatukan tim Real Madrid yg bertabur bintang dan memberikan bukti nyata trofi la decima yang selama ini sangat diidam-idamkan oleh seluruh fans Real Madrid di seluruh dunia, yang bahkan tidak bisa diberikan oleh seorang Jose Mourinho.


Selain faktor Carlo Ancelotti, nampaknya faktor perekrutan Gareth Bale sebagai pemain sepak bola termahal sekolong jagad juga berperan sangat signifikan. Setelah melewati 1,5 musim bersama Real Madrid, meskipun penampilannya tidak selalu cemerlang, namun nampaklah jika Gareth Bale bisa dikatakan sebagai pewaris tahta utama Cristiano Ronaldo sebagai pemain terbaik Real Madrid jika maestro asal Portugal tersebut sudah menurun kelak. Potensi utama Gareth Bale adalah kecepatannya yg sangat luar biasa, tendangannya yg keras dan akurat, staminanya yg prima, serta tendangan bebasnya yg mematikan. Tercatat Gareth Bale mencetak gol di 3 final yg diikuti Real Madrid sepanjang 2014 ini, yaitu final Copa Del Rey, final Liga Champions Eropa, dan puncaknya final FIFA Club World cup.


Selain faktor Carlo Ancelotti dan Gareth Bale, nampaknya kita tidak dapat mengkesampingkan faktor Cristiano Ronaldo yg terus menerus mencetak banyak gol disaat pesaing utamanya yaitu Lionel Messi mengalami sedikit penurunan. Selain gol demi gol dicetak Cristiano Ronaldo, dia juga akhirnya berhasil mengalahkan Lionel Messi dalam perebutan gelar Ballon d'Or 2013, yang sedikit banyak dipengaruhi oleh tiga gol spektakulernya saat menghadapi Swedia di play off piala dunia 2014. Sesudan meraih Ballon d'Or, penghargaan pemain sepak bola terbaik sekolong jagad, Cristiano Ronaldo juga berhasil merebut gelar pencetak gol terbanyak La Liga, Liga Champions Eropa, dan pencetak gol terbanyak liga-liga se Eropa bersama Luis Suarez, merebut gelar pemain terbaik La Liga 2013-2014, serta masing berada di puncak pencetak gol terbanyak La Liga hingga akhir tahun 2014 ini.



Selain kontribusi sangat besar pada tiga sosok yang sudah disebutkan diatas, Real Madrid juga bisa disebut memiliki pemain-pemain luar biasa lain. Seperti Luka Modric yg sangat dinamis dan kreatif dalam menghidupkan lini tengah Real Madrid, Toni Kroos yang bisa menggantikan dengan sangat sempurna kepergian Xabi Alonso, James Rodriguez yang kemampuannya sedikit mengingatkan kita pada pemain besar Uruguay pada medio akhir 90an dan awal 2000an yaitu Alvaro Recoba, Sergio Ramos seorang defender tangguh yang memiliki sundulan berbahaya dan sering menjadi penentu kemenangan Real Madrid, Iker Casillas yang perlahan-lahan kembali ke penampilan terbaiknya, Isco yang menunjukkan potensi luar biasa pada musim ini, serta potensi pemain muda Jese yang sudah pulih dari cedera.


Dengan ini penulis memprediksikan jika Real Madrid kedepannya akan lebih sukses lagi daripada saat ini karena mereka belum mencapai batas potensi terbaiknya, berbeda dengan Bayern Munchen yang sedikit limbung begitu berganti pelatih dan berganti gaya permainan. Selama Carlo Ancelotti dipertahankan Real Madrid, maka kesuksesan akan selalu mengiringi mereka. Selain prediksi penulis akan Real Madrid yang lebih sukses kedepannya, penulis juga memprediksikan jika Cristiano Ronaldo akan kembali mempertahankan Ballon d'Or pada tahun 2015.

Aug 10, 2014

5 tim terbaik Sir Alex Ferguson.

Sir Alexander Chapman Ferguson atau sering dipanggil Sir Alex, lahir pada 31 Desember 1941 di Glasgow (Skotlandia). Dia pertama kali datang melatih Manchester United pada awal musim 1986-87 dan mengakhiri karirnya sebagai pelatih Manchester United pada akhir musim 2012-13 atau selama 26 tahun. Selama 26 tahun melatih Manchester United, Sir Alex berhasil mempersembahkan tiga puluh delapan trofi, diantaranya tiga belas trofi Premier League dan dua trofi Liga Champions Eropa. Sir Alex dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik sepanjang masa, serta bisa disejajarkan dengan nama-nama pelatih besar seperti Brian Clough, Vittorio Pozzo, Rinus Michels, Helenio Herrera, Ernst Happel, Miguel Munoz, Arrigo Sacchi, dan Bob Paisley.


Sir Alex Ferguson diperkenalkan sebagai pelatih Manchester United pertama kali pada tanggal 6 November 1986 menggantikan Ron Atkinson yg saat itu hasil kerjanya kurang memuaskan manajemen Manchester United. Sir Alex dipilih sebagai pelatih Manchester United karena sebelumnya pernah sukses dan membawa kestabilan saat menangani Aberdeen selama kurun waktu 1978-86. Aberdeen dibawanya tiga kali menjuarai Liga Primer Skotlandia dan sekali menjuarai Piala Winners Eropa. Pada tahun 1985-86 Sir Alex juga tercatat pernah menangani tim nasional Skotlandia. Penunjukan itu terbukti sukses meskipun tidak secara langsung terlihat pada musim-musim awal Sir Alex melatih. Pada era awal kepelatihannya terlihat sekali jika Sir Alex menginginkan kestabilan pada berbagai aspek dalam tim yg menjadi fokus utamanya, selalu menerapkan formasi dan strategi yg sama, menerapkan standar kedisplinan yg cukup tegas, dan membangun komunikasi yg baik dengan seluruh elemen klub, akhirnya hasilnya mulai bisa terasa pada musim 1991-92 yg diakhiri dengan posisi runner up liga utama Inggris.


Banyak yg mengatakan kesuksesan utama Sir Alex selama di Manchester United adalah tiga belas gelar juara Premier League, dua trofi Liga Champions Eropa, serta masing-masing satu trofi Piala Intercontinental dan Piala Dunia antarklub. Namun menurut kami, kesuksesan utama Sir Alex adalah membuat Manchester United tetap kompetitif selama dipegangnya, tidak peduli para pemainnya selalu berganti, atau lawan-lawannya yg juga berganti-ganti di setiap musimnya, dia selalu bisa menjaga agar Manchester United selalu masuk dalam persaingan. Selama karirnya dia bersaing dengan banyak sekali pelatih hebat seperti Kenny Dalglish, Sir Bobby Robson, Arsene Wenger, David O'Leary, Gerard Houllier, Jose Mourinho, Rafael Benitez, David Moyes, Carlo Ancelotti, hingga Roberto Mancini, namun kesuksesan tetap berpihak kepadanya. Fakta di lapangan menunjukkan sejak musim 1991-92 hingga 2012-13, Manchester United selalu mampu berada di posisi tiga besar Premier League. Merupakan sebuah prestasi yg sulit disamai oleh pelatih manapun di dunia ini dan semakin menegaskan statusnya sebagai seorang legenda.

Untuk mengenang kesuksesannya, inilah 5 tim terbaik yg pernah dipunyai Sir Alex Ferguson selama 26 tahun penuh kesuksesan menangani Manchester United :


5. Manchester United 2010-11


Pada musim ini, Manchester United berhasil memenangi Premier League dan Community Shield, selain itu mereka juga berhasil masuk partai final Liga Champions namun dikalahkan 3 - 1 oleh FC Barcelona.

Pada lini pertahanan, Manchester United terlalu bergantung pada ketenangan dari Edwin van der Sar dan penampilan gemilang yg ditunjukkan Nemanja Vidic sepanjang musim. Sedangkan Rio Ferdinand mulai terlihat rentan cedera.

Pada lini tengah, Darren Fletcher tampil luar biasa musim ini, sering menjadi pahlawan tak terduga bagi Manchester United. Sedangkan Nani ternyata mampu mengemban tugas sebagai konduktor utama serangan Manchester United pada musim ini.

Pada lini depan, Dimitar Berbatov mendapatkan musim terbaiknya di Manchester United pada musim ini, dimana dia mengakhiri musim sebagai pencetak gol terbanyak Premier League. Sedangkan Wayne Rooney semakin dewasa dalam penampilan dan semakin lengkap dalam skill. Di bangku cadangan, Javier Chicharito Hernandez dan Chris Smalling, mampu menjadi super sub yg bisa diandalkan.

4. Manchester United 1993-94


Pada musim ini, Manchester United berhasil memenangi Premier League, Piala FA, dan Charity Shield.

Pada lini pertahanan, duet solid Steve Bruce dan Gary Pallister menjadi alasan utama kokohnya pertahanan mereka. Sedangkan Peter Schmeichel sering melakukan penyelamatan-penyelamatan kelas dunia di bawah mistar gawang.

Visi dan kharisma Paul Ince yg menjaga lini tengah Manchester United selalu hidup dan konsisten sepanjang laga. Ryan Giggs sedang meretas jalan untuk menjadi sayap kiri terbaik di dunia, sedangkan penampilan sayap kanan asal Rusia Andrei Kanchelskis mulai inkonsisten, pada satu laga hebat namun di laga lain tidak terlihat.

Pada lini depan, Eric Cantona menunjukkan masih menjadi aktor utama Manchester United lewat sentuhan-sentuhannya yg indah, dribble-dribblenya yg sulit direbut, dan penyelesaian akhirnya yg berkelas.

3. Manchester United 2008-09


Pada musim ini, Manchester United berhasil memenangi Premier League, Piala Liga, Community Shield, dan Piala Dunia antarklub FIFA. Namun pada musim ini, Manchester United gagal mempertahankan gelar Liga Champions Eropa setelah terhenti oleh FC Barcelona di partai final.

Pada lini pertahanan, kuartet bek mereka tidak banyak berubah dari musim sebelumnya. Hanya John O'Shea yg lebih sering dimainkan daripada Wes Brown yg menjadi andalan pada musim sebelumnya.

Pada lini tengah terjadi kejutan, Wayne Rooney yg berposisi asli sebagai striker sering ditempatkan pada posisi gelandang sayap kiri yg bebas menyerang dan menusuk pertahanan lawan.

Pada lini depan, Sir Alex lebih memilih menempatkan striker anyar Dimitar Berbatov sebagai starter daripada pemain yg sering jadi penentu pada musim sebelumnya, Carlos Tevez. Sedangkan pemain terbaik mereka, Cristiano Ronaldo, ditempatkan sebagai pemain paling depan dalam tim dengan Dimitar Berbatov sedikit dibelakangnya.

2. Manchester United 2007-08


Ini adalah salah satu musim tersukses Sir Alex Ferguson selama melatih Manchester United dan juga salah satu musim tersukses sepanjang sejarah Manchester United. Pada musim ini Manchester United berhasil memenangi Premier League, Community Shield, dan Liga Champions Eropa. Selain itu pemain andalan mereka, Cristiano Ronaldo, juga berhasil meraih dua penghargaan individu prestisius yaitu Ballon d'Or dan FIFA World Player of the Year pada akhir tahun.

Pada lini pertahanan, ketenangan kiper Edwin van der Sar yg mampu memberi jaminan rasa aman pada kuartet bek di depannya. Sedangkan kombinasi Nemanja Vidic yg keras dan Rio Ferdinand yg cerdas membuat siapapun striker lawan akan kesulitan menembus pertahanan mereka. 

Pada lini tengah, Paul Scholes benar-benar berperan penting dalam menjaga irama permainan. Umpan-umpannya benar-benar menghidupkan aliran bola pada lini tengah Manchester United. Sedangkan Owen Hargreaves yg pada awal laga berposisi sebagai gelandang tengah terkadang berpindah posisi sebagai sayap kanan pada tengah laga dan sering mencoba melakukan crossing-crossing akurat yg mengingatkan kita pada sosok David Beckham.

Pada lini depan, Manchester United memiliki trio penyerang yg cair, dinamis, dan sangat berkelas. Sulit sekali merebut bola dari ketiga pemain depan mereka.

1. Manchester United 1998-99


Tidak diragukan lagi jika pada musim ini Manchester United menjalani musim terbaik sepanjang sejarah berdirinya klub. Pada musim ini Manchester United berhasil memenangi Premier League, Piala FA, dan Liga Champions Eropa.

Peter Schmeichel dan Jaap Stam yg pada musim ini dianggap sebagai yg terbaik di dunia pada posisinya masing-masing memberikan jaminan ketangguhan pada lini pertahanan Manchester United. Sedangkan kombinasi pengalaman dari Denis Irwin di sisi kiri serta semangat dan determinasi dari Gary Neville di sisi kanan membuat pertahanan Manchester United semakin seimbang.

Pada lini tengah, mungkin inilah lini tengah terbaik Manchester United sepanjang masa. Ada Roy Keane yg bertipikal petarung dan pekerja keras yg membimbing para gelandang muda Manchester United lainnya. Ryan Giggs sangat cepat di sayap kiri, sedangkan David Beckham di sayap kanan selalu mengiris pertahanan lawan lewat umpan-umpan dan crossing-crossingnya yg berbahaya. Paul Scholes tidak terlihat seperti pemain Inggris karena skill yg dimilikinya. Sedangkan Nicky Butt banyak berperan sebagai super sub dan selalu siap memberikan yg terbaik manakala dibutuhkan.

Pada lini depan terdapat empat striker yg sama-sama berkualitas. Ada kombinasi duet Dwight Yorke dan Andy Cole yg sangat kompak dan tajam pada musim itu. Ada juga Ole Gunnar Solskjaer yg sering berperan sebagai supersub. Dan juga ada Teddy Sheringham penyerang tim nasional Inggris yg sangat bertalenta.

Aug 7, 2014

Strategi transfer Barcelona.

Musim 2013-14 berakhir dengan kurang begitu baik untuk Barcelona. Dibawah asuhan Gerardo Martino, Barcelona hanya mampu membawa pulang trofi Supercopa de Espana 2013. Penunjukan Gerardo Martino yg tidak memiliki pengalaman melatih di Eropa disebut-sebut sebagai penyebab utama kegagalan Barcelona musim lalu, padahal jika kita cermati di musim 2012-2013 pun sebenarnya Barcelona sudah tidak sekuat musim-musim sebelumnya, seperti pada era Frank Rijkaard dan Pep Guardiola, meskipun pada era kepelatihan Tito Villanova tersebut Barcelona berhasil memenangi gelar La Liga Spanyol. Pada laga semifinal Liga Champions Eropa 2012-13 yg mempertemukan Barcelona dengan Bayern Munchen dan berakhir dengan skor agregat 7-0 untuk kemenangan Bayern Munchen tersebut menunjukkan beberapa kelemahan fatal yg anehnya tidak diperbaiki oleh manajemen Barcelona pada musim 2013-2014 yg lalu.


Pada musim 2013-14 yg lalu terlihat jelas jika kelemahan utama Barcelona terletak pada duet bek tengah mereka yg kurang solid seiring dengan semakin rentan cederanya Carles Puyol. Gerard Pique sering salah mengantisipasi serangan lawan dan kurang solid dalam menjaga lawan, sedangkan Javier Macherano meskipun lebih solid dalam menjaga lawan daripada Gerard Pique namun sering kalah jika harus berhadapan dengan striker-striker kelas dunia mengingat posisi naturalnya bukan sebagai bek tengah melainkan gelandang bertahan. Marc Bartra masih terlalu muda dan hijau meskipun memiliki potensi dan beberapa kelebihan. Selain pada sisi pertahanan, Barcelona juga memiliki kelemahan pada sisi penyerangan, mereka tidak punya striker kuat dan gigih yg bisa menambah opsi serangan Barcelona. Musim 2013-14 lalu terlihat jelas jika para penyerang Barcelona menghindari kontak fisik dengan pemain bertahan lawan, akibatnya gelandang-gelandang yg dimiliki Barcelona berusaha keras untuk memberikan umpan yg matang dan cerdas untuk menghindari penyerang mereka berduel dengan lawan, bisa dibayangkan apabila Barcelona memiliki penyerang semodel Diego Costa, Jackson Martinez, Fernando Llorente, Klaas Jan Huntelaar, atau Didier Drogba, pasti mereka memiliki lebih banyak opsi serangan dan tidak selalu berusaha menghindari kontak fisik dengan para bek lawan.


Awal musim 2014-15 ini seolah-olah tidak ingin mengulangi kegagalan musim lalu, Barcelona sangat aktif dalam bursa transfer, baik membeli ataupun menjual pemain, juga diwarnai dengan pensiunnya kapten mereka Carles Puyol. Strategi transfer Barcelona musim ini sebenarnya sedikit membingungkan, terutama pada penjualan Cesc Fabregas (mengingat semakin tua dan semakin menurunnya Xavi seharusnya Fabregas mendapat posisi inti pada musim ini) dan tidak mampunya mereka menahan kepergian kiper mereka Victor Valdes, namun secara keseluruhan aktivitas transfer Barcelona musim ini patut diacungi dua jempol dan bisa dikatakan sangat sukses. Pembelian Luis Suarez dari Liverpool akan membuat mereka memiliki lebih banyak opsi serangan lagi (yg sudah penulis soroti sebelumnya), sedangkan pembelian Marc-Andre ter Stegen dari Borussia Monchengladbach dan Claudio Bravo dari Real Sociedad memastikan mereka sekarang memiliki dua kiper yg sama bagusnya dan bisa saling bergantian. Untuk sektor bek tengah, saat ini Barcelona sudah mendapatkan Thomas Vermaelen, mantan kapten Arsenal yg diproyeksikan sebagai pengganti Carles Puyol dan calon rekan duet Gerard Pique. Kedatangan Ivan Rakitic diyakini akan menambah opsi pada posisi gelandang, mengingat gaya permainan Rakitic lebih direct dan suka melakukan tusukan-tusukan langsung ke pertahanan lawan. Sedangkan kedatangan Jeremy Mathieu diproyeksikan sebagai pemain serbabisa yg bisa melapis banyak posisi di lini pertahanan Barcelona.


Luis Suarez akan jadi salah satu sorotan utama (bersama Lionel Messi dan Neymar tentunya) di Barcelona musim ini. Kesuksesannya musim lalu bersama Liverpool, dimana dia berhasil mendapatkan gelar pencetak gol terbanyak Premier League dengan 31 gol, penghargaan sepatu emas Eropa (berbagi gelar bersama Cristiano Ronaldo), menjadi pemain non eropa pertama yg mendapat penghargaan PFA Players' Player of the Year, dan juga dalam tanda kutip gigitannya ke Giorgio Chiellini akan menjadikannya mendapatkan sorotan dan ekspektasi yg begitu tinggi dari semua pihak. Duetnya bersama dengan salah satu pemain terbaik sepanjang masa, Lionel Messi, di lini depan Barcelona akan membuat lini depan Barcelona sangat menakutkan, mungkin yg terbaik di dunia. Sementara Neymar ingin membuktikan jika dirinya benar-benar pemain berbakat besar, bukan overrated player seperti yg dituduhkan banyak pihak padanya.

Lini depan Barcelona musim ini tidak kalah bahkan sangat berpeluang lebih baik jika dibandingkan dengan kedahsyatan lini depan Barcelona era Frank Rijkaard yg memiliki trisula Ronaldinho, Samuel Eto'o, dan Ludovic Giuly, ataupun kedahsyatan lini depan Barcelona pada musim pertama era kepelatihan Pep Guardiola Thierry Henry, Samuel Eto'o, dan Lionel Messi. Kombinasi Messi - Suarez yg dibantu oleh Neymar diyakini akan membuat repot pertahanan manapun dan akan menjadi sektor terkuat Barcelona dalam mengarungi musim depan.


Setelah membahas sektor pemain kini saatnya menganalis sektor pelatih, Luis Enrique terpilih sebagai pelatih baru Barcelona dengan kontrak selama dua tahun. Banyak orang yg ragu dengan ditunjuknya Luis Enrique, banyak yg mengatakan Luis Enrique kurang pengalaman dan sebagainya, namun sebenarnya Luis Enrique adalah salah satu kandidat pelatih terbaik yg dimiliki Barcelona (selain Frank de Boer yg sebenarnya jauh lebih sukses bersama Ajax Amsterdam). Saat pertama melatih Barcelona, Pep Guardiola (salah satu pelatih tersukses Barcelona) hanya memiliki pengalaman melatih Barcelona B selama semusim, sedangkan Luis Enrique saat ini datang dengan pengalaman tiga tahun melatih Barcelona B, dan masing-masing semusim melatih AS Roma dan Celta Vigo. Jadi secara pengalaman Luis Enrique lebih berpengalaman daripada Pep Guardiola saat pertama kali melatih Barcelona.

Sebagai mantan pemain Barcelona, baik Luis Enrique dan Pep Guardiola juga sama-sama paham luar-dalam Barcelona, bahkan mereka pernah beberapa musim bekerjasama menggalang lini tengah Barcelona di bawah beberapa pelatih yg sama. Untuk urusan gaya permainan saat masih jadi pemain, mereka sedikit berbeda secara posisi namun memiliki konsep sepakbola yg relatif sama, Pep Guardiola berposisi sebagai gelandang bertahan dan memiliki gaya main yg sangat mirip dengan Sergio Busquets saat ini hanya saja Guardiola jauh lebih akurat dalam melakukan passing, sedangkan Luis Enrique berposisi sebagai gelandang serang dan memiliki gaya main yg sangat mirip dengan Juan Mata saat ini. Jika Pep Guardiola suka timnya bermain lebih sabar dalam menyerang, lebih mengutamakan penguasaan bola lewat umpan-umpan presisi dan cerdas (tiki taka), mungkin nanti Luis Enrique sedikit lebih agresif dalam menyerang meskipun juga tetap mengandalkan penguasaan bola seperti identitas tiki taka Barcelona dalam beberapa tahun kebelakang dan tetap menjadikan Andres Iniesta sebagai tumpuan utama di lini tengah.


Sukses tidaknya Barcelona musim 2014-15 ini akan sangat tergantung pada kemampuan Luis Enrique mengendalikan dirinya sendiri agar tetap tenang, juga kemampuannya memotivasi para pemainnya, memulihkan mental para pemainnya yg tahun ini dibayangi oleh kegagalan Barcelona musim lalu dan kegagalan tim nasional Spanyol yg memiliki banyak punggawa Barcelona di Piala Dunia 2014 lalu. Namun mereka memiliki modal yg sangat memadai untuk meraih sukses musim depan, baik di La Liga maupun di ajang Liga Champions Eropa.

Aug 4, 2014

Cristiano Ronaldo vs Lionel Messi, siapa lebih baik ?


Setelah pada postingan sebelumnya penulis mencoba melakukan komparasi pada dua pemain yg dianggap penerusnya di klub, Neymar dan Gareth Bale, maka pada kesempatan kali ini penulis ingin melakukan komparasi pada dua pemain yg selalu diperbandingkan siapakah yg terbaik di dunia, setidaknya dalam kurun waktu enam tahun kebelakang, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, meskipun sebenarnya penulis berpendapat jika Zlatan Ibrahimovic (PSG) juga layak berada di deretan terbaik dunia kurun waktu 6 tahun kebelakang ini.

Banyak sekali perdebatan siapa yg lebih baik. Ada yg berpendapat Lionel Messi lebih baik karena mendapatkan Ballon d'Or dan Liga Champions Eropa lebih banyak. Ada juga yg mengatakan Cristiano Ronaldo lebih baik karena selain lebih komplet secara kemampuan, Cristiano Ronaldo juga memiliki rataan gol lebih baik daripada Lionel Messi di La Liga Spanyol (Lionel Messi 0,87 gol per laga, Cristiano Ronaldo 1,07 gol per laga), selain itu Cristiano Ronaldo bisa sama-sama sukses di dua liga terbaik dunia saat ini, Premier League Inggris bersama Manchester United dan La Liga Spanyol bersama Real Madrid sedangkan kesetiaan Lionel Messi bersama Barcelona membuatnya hanya meraih kesuksesan di La Liga saja dan banyak pihak yg tidak yakin Lionel Messi juga bisa bermain baik dan meraih kesuksesan di Premier League Inggris karena gaya main yg keras.

Sulit sekali menentukan siapa yg akan lebih baik dari dua pemain luar biasa ini, oleh karena itu penulis ingin mencoba menganalisa siapa yg lebih baik secara individu melalui komparasi sederhana meskipun tidak sempurna dan tidak bisa memuaskan semua pihak. Penulis mencoba adil dan seobyektif mungkin dalam melakukan komparasi. Inilah komparasinya :

Kecepatan.
Lionel Messi cepat namun Cristiano Ronaldo salah satu yg tercepat di dunia sepakbola saat ini bersama Theo Walcott (Arsenal), Aaron Lennon (Tottenham Hotspurs), Antonio Valencia (Manchester United), dan Gareth Bale (Real Madrid). Saat membawa bola mungkin Lionel Messi sedikit lebih cepat, namun jika adu sprint harus diakui jika Lionel Messi kalah cepat dibanding Cristiano Ronaldo 
Cristiano Ronaldo : 8,5
Lionel Messi : 8

Dribble.
Dribble Cristiano Ronaldo sangat baik dan cepat, dipadukan dengan trik-trik mengecoh lawan. Namun untuk urusan dribble, Lionel Messi jelas yg terbaik di dunia saat ini bersama dengan Arjen Robben (Bayern Munich) dan Robinho (AC Milan)
Cristiano Ronaldo : 8,5
Lionel Messi : 9,5

Tendangan.
Tendangan Cristiano Ronaldo akurat namun Lionel Messi lebih akurat dan bisa menciptakan lebih banyak variasi gol daripada Cristiano Ronaldo. Namun kekuatan tendangan Cristiano Ronaldo sangat sulit disamai oleh Lionel Messi, selain itu urusan tendangan bebas, Cristiano Ronaldo juga lebih berbahaya daripada Lionel Messi.
Cristiano Ronaldo : 9
Lionel Messi : 8,5

Umpan.
Untuk urusan passing, umpan lambung, dan umpan terobosan Lionel Messi jauh lebih baik daripada Cristiano Ronaldo. Sedangkan urusan Crossing, Cristiano Ronaldo jauh lebih berbahaya. Untuk urusan tendangan sudut Lionel Messi sedikit lebih baik daripada Cristiano Ronaldo yg mulai jarang mengambil tendangan sudut.
Cristiano Ronaldo : 7
Lionel Messi : 8

Sundulan.
Lionel Messi sering dipandang oleh banyak orang lemah dalam menyundul bola, padahal beberapa kali Lionel Messi mecetak gol lewat sundulan, diantaranya saat final Liga Champions Eropa 2008-09 menghadapi Manchester United yg diperkuat Cristiano Ronaldo. Namun urusan sundulan, saat ini Cristiano Ronaldo masih jadi salah satu raja udara bersama dengan Miroslav Klose (SS Lazio) dan Sergio Ramos (Real Madrid).
Cristiano Ronaldo : 8
Lionel Messi : 7

Pengaruh Dalam Tim.
Kesuksesan Lionel Messi bersama Barcelona secara tim maupun individu banyak yg mengatakan karena peran pola permainan tiki taka Barcelona dan umpan-umpan bagus dari para pengumpan kelas wahid seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Daniel Alves, meskipun tidak bisa kita pungkiri jika bakat hebat Lionel Messi juga berperan sangat besar dalam penyelesaian akhir Barcelona. Sedangkan selama Cristiano Ronaldo di Real Madrid tidak memiliki pengumpan yg memiliki kelas setara dengan Xavi Hernandez dan Andres Iniesta di Barcelona, selain itu pola permainan Real Madrid yg lebih direct, cepat, dan sedikit banyak mengandalkan serangan balik cepat menjadikan Cristiano Ronaldo menjadi aktor utama dalam pola serangan Real Madrid. Lionel Messi sering terlibat di permainan tiki-taka tim, senang mengumpan, senang ikut membangun serangan, meskipun terkadang hanya menunggu umpan bagus, lalu melanjutkan dengan dribble melewati berapapun pemain bertahan lawan, lalu melakukan penyelesaian yg sangat berkelas di sepertiga area pertahanan lawan, sedangkan Cristiano Ronaldo seolah-olah sendirian bertanggung jawab dalam pola serangan Real Madrid, kreator sekaligus eksekutor dalam tempo yg cepat, bisa dibayangkan berapa banyak gol Cristiano Ronaldo jika membela Barcelona dan mendapatkan suplai umpan-umpan bagus dari Xavi Hernandes, Andres Iniesta, maupun Daniel Alves. Jika Lionel Messi bermain buruk masih banyak pemain Barcelona lain yg bisa mengatur pola serangan dan meraih kemenangan, sedangkan jika Cristiano Ronaldo bermain buruk, maka sedikit sulit bagi Real Madrid meraih kemenangan. 
Cristiano Ronaldo : 8,5
Lionel Messi :8


Kesimpulan.
Pertarungan yg sangat sengit, Cristiano Ronaldo unggul tipis daripada Lionel Messi.
Cristiano Ronaldo : 49,5
Lionel Messi : 49

Aug 2, 2014

Neymar vs Gareth Bale, siapa lebih baik ?


Awal musim 2013-14 lalu, dunia sepakbola dikejutkan oleh dua klub besar yg membeli dua pemain muda dengan harga yg sangat mahal, kebetulan pula dua klub besar itu merupakan rival abadi baik di La Liga Spanyol maupun di Liga Champions Eropa sejak dulu. Gareth Bale dibeli Real Madrid dari Tottenham Hotspurs dengan harga mencapai 86 Juta Pounds dan memecahkan rekor transfer sepanjang masa yg dipegang oleh Cristiano Ronaldo, rekan setimnya sendiri di Real Madrid. Sedangkan Neymar dibeli Barcelona dari Santos dengan harga mencapai 48,6 Juta pounds.

Banyak pihak menilai pembelian Neymar dan Gareth Bale dilakukan kedua klub untuk melengkapi tim sekaligus sebagai sosok penerus dua bintang utama kedua klub saat ini, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Karena Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo dalam enam tahun terakhir ini selalu diperbandingkan sebagai yg terbaik di dunia, maka tidak heran jika kedepan persaingan Neymar dan Gareth Bale diramalkan oleh banyak pihak tidak hanya di ajang kolektif melainkan juga sampai ke tataran individu, UEFA Best Player in Europe Award dan FIFA Ballon d'Or, meskipun masih banyak pemain-pemain muda berkelas dunia yg juga berpotensi besar meraih dua penghargaan individu tersebut seperti Thomas Muller (Bayern Munchen), Eden Hazard (Chelsea), Mario Gotze (Bayern Munchen), Xherdan Shaqiri (Bayern Munchen), dan Mario Balotelli (AC Milan).

Di musim lalu, terlihat jika Gareth Bale lebih cemerlang bersama Real Madrid dibandingkan dengan Neymar bersama Barcelona. Banyak sekali gol-gol penting dan luar biasa yg diciptakan oleh Gareth Bale seperti gol solo run di final Copa del Rey menghadapi Barcelona ataupun gol sundulan pembalik kedudukan di final Liga Champions menghadapi Atletico Madrid. Selain gol, torehan trofi Gareth Bale jelas lebih banyak daripada Neymar, Gareth Bale berhasil mempersembahkan Copa del Rey dan "la decima" Liga Champions Eropa, sedangkan Neymar hanya menyumbangkan Supercopa de Espana bagi Barcelona. Namun penampilan Neymar banyak dipuji di Piala Dunia 2014, dia menjadi motor serangan tim nasional Brazil hingga menembus semifinal, meskipun akhirnya dihancurkan Jerman di semifinal.

Sulit sekali menentukan siapa yg akan lebih cemerlang di masa mendatang, oleh karena itu penulis ingin mencoba menganalisa siapa yg lebih baik secara individu melalui komparasi sederhana meskipun tidak sempurna dan tidak bisa memuaskan semua pihak. Penulis mencoba adil dan seobyektif mungkin dalam melakukan komparasi. Inilah komparasinya :

Kecepatan.
Neymar cepat, namun Gareth Bale salah satu pemain tercepat saat ini bersama Theo Walcott (Arsenal), Aaron Lennon (Tottenham Hotspurs), Antonio Valencia (Manchester United), dan Cristiano Ronaldo (Real Madrid). Saat membawa bola mungkin kecepatan Neymar tidak berbeda jauh dengan Gareth Bale, namun jika adu sprint jelas Gareth Bale akan meninggalkan Neymar jauh dibelakang.
Neymar : 8
Gareth Bale : 9

Dribble.
Urusan dribble Neymar jelas jauh lebih baik daripada Gareth Bale. Dribble penuh aksinya lumayan sulit direbut pemain bertahan lawan. Urusan dribble, kemampuan Neymar kedepannya diprediksi akan mendekati bahkan menyamai raja dribble saat ini yaitu Arjen Robben (Bayern Munich), Robinho (AC Milan), dan Lionel Messi (Barcelona). Dribble Gareth Bale cepat, namun tidak sebaik Neymar dalam membawa dan memainkan bola.
Neymar : 8,5
Gareth Bale : 7,5

Tendangan.
Baik Neymar maupun Gareth Bale memiliki tendangan yg cukup akurat dan akan semakin akurat seiring berjalannya waktu, namun perbedaannya adalah tendangan Gareth Bale lebih keras dibandingkan Neymar. Selain itu teknik tendangan bebas Gareth Bale juga jauh lebih baik daripada Neymar. Meskipun Neymar juga pernah beberapa kali mencetak gol lewat tendangan bebas, namun Gareth Bale sudah terkenal akan kemampuan tendangan bebasnya sejak masih berposisi sebagai bek kiri di Southampton.
Neymar : 7,5
Gareth Bale : 8,5

Umpan.
Sama-sama banyak memberi assist musim lalu, Neymar lebih unggul dibandingkan Gareth Bale untuk urusan passing, umpan lambung, dan umpan terobosan, sedangkan keunggulan Gareth Bale ada pada kemampuan memberikan crossing-crossing cepat dan berbahaya. Untuk urusan tendangan sudut, kedua pemain ini memiliki kemampuan yg relatif tidak jauh berbeda.
Neymar : 7,5
Gareth Bale : 7 

Sundulan.
Sama-sama lemah dalam hal sundulan, namun secara postur Gareth Bale lebih diuntungkan daripada Neymar. Di beberapa kesempatan juga terlihat jika Gareth Bale memiliki lompatan yg sedikit lebih tinggi daripada Neymar.
Neymar : 6
Gareth Bale : 6,5

Pengaruh Dalam Tim.
Neymar digadang-gadang sebagai pemain terbaik Brazil generasi saat ini, penerus Ronaldinho dan Ricardo Kaka pada generasi sebelumnya (atau bernasib seperti Robinho, dianggap rising star pada awal karir namun tidak pernah maksimal dalam menjawab ekspektasi). Sedangkan Gareth Bale disebut-sebut sebagai penerus Ryan Giggs, legenda Manchester United, di tim nasional Wales. Sejak muda Neymar sudah diprediksi akan menjadi pemain besar dunia, sedangkan Gareth Bale muda di Southampton diincar oleh Arsenal, Tottenham Hotspurs, dan Manchester United karena dianggap memiliki kemampuan sama dengan Ian Harte (mantan bek kiri tim nasional Irlandia) dan tidak ada yg menyangka akan sebagus saat ini saat dengan jeli dipindah posisinya oleh pelatih senior asal Inggris, Harry Redknapp. Neymar memiliki nama besar sejak muda (seperti Lionel Messi, Wayne Rooney, Robinho, dan Antonio Cassano) dan itu membuat kepercayaan diri tim yg dibelanya meningkat serta membuat tekanan padanya semakin meninggat, sedangkan Gareth Bale saat awal meniti karir masih sering dianggap bakat mentah (seperti Cristiano Ronaldo) dan dirinya sendirilah yg membuktikan jika kemampuannya pantas berada di jajaran terbaik dunia. Neymar lebih suka mendominasi permainan dan larut dalam membangun serangan meskipun memiliki kemampuan penyelesaian akhir yg baik, sedangkan Gareth Bale jarang aktif membangun serangan seperti Neymar, dia lebih bertipikal mendikte tim dengan umpan-umpan cepat, tendangan jarak jauh, dan solo run-nya yg cepat yg diakhiri dengan tendangan langsung ke gawang lawan. Secara pengaruh baik Neymar maupun Gareth Bale relatif sama meskipun harus diakui jika dalam keadaan bermain buruk sekalipun, Gareth Bale masih mampu merubah laga lewat aksi solo run cepatnya dan tendangannya yg keras dan akurat, sedangkan Neymar sangat tergantung pada mood, jika laga tidak berjalan baik maka Neymar akan sulit dalam merubah laga dan menentukan hasil.
Neymar : 7
Gareth Bale : 7,5


Kesimpulan.
Gareth Bale masih sedikit lebih baik daripada Neymar. Gareth Bale masih belum bisa mendominasi permainan Real Madrid seperti saat di Tottenham Hotspurs, sedangkan pengaruh Neymar di Barcelona belum sekuat seperti saat dia membela tim nasional Brazil. Jadi sebenarnya kedua pemain ini masih belum memiliki pengaruh dan kontribusi besar di klubnya masing-masing terutama Neymar.
Neymar : 44,5
Gareth Bale : 46

Aug 1, 2014

Chelsea, kandidat terkuat Juara Liga Champions 2014-15.

Tanpa melupakan Barcelona dengan trio penyerang paling berbahaya seantero jagadnya, tanpa melupakan Bayern Munchen dengan kekompakan dan kedalaman skuadnya, tanpa melupakan pula juara Liga Champions musim lalu Real Madrid dengan kebintangan Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale-nya. Chelsea sangat kuat musim ini setelah kedatangan beberapa pemain baru dan sangat pantas dijagokan sebagai salah satu kandidat serius peraih gelar Liga Champions musim ini. 




Pada sektor kiper Chelsea memiliki Petr Cech, Thibaut Courtois, dan Mark Schwarzer. Petr Cech satu dari tiga kiper terbaik dunia saat ini bersama Iker Casillas dan Manuel Neuer, Thibaut Courtois jelas kiper muda yg terbaik saat ini, dan Mark Schwarzer merupakan kiper yg sangat berpengalaman di level timnas dan Premier League. Jika Mourinho bisa mengambil tindakan seperti Carlo Ancelotti di Real Madrid musim lalu, tentu saja akan menjadikan keuntungan yg sangat besar bagi Chelsea.




Pada sektor pertahanan Chelsea masih sangat mengandalkan duet John Terry dan Gary Cahill di sentral pertahanan. Sedangkan di sektor sayap Cesar Azpilicueta kemungkinan akan dikembalikan ke posisi aslinya sebagai bek kanan, sementara Filipe Luis yg baru didatangkan dari Atletico Madrid akan diandalkan di posisi bek kiri. Sementara kemampuan versatile Branislav Ivanovic akan sangat dibutuhkan dalam mengarungi musim panjang Chelsea. Kepergian David Luis dan Ashley Cole kemungkinan tidak akan terlalu dirasakan Chelsea mengingat mereka memiliki beberapa bek muda yg diharapkan bisa menjadi andalan di masa depan, diantaranya Kurt Zouma yg didatangkan dari Saint Etienne dan Ryan Bertrand. 




Pada sektor tengah Chelsea memiliki stok pemain yg sangat berlimpah. Ibaratnya lini tengah Chelsea tergantung kepada lawan dan strategi apa yg ingin diterapkan Mourinho. Nemanja Matic akan bersaing ketat dengan John Obi Mikel di posisi gelandang bertahan. Sementara di posisi gelandang tengah ada banyak opsi, ada Cesc Fabregas yg kreatif atau Ramires dan Marco van Ginkel yg bertipe box to box player. Untuk posisi gelandang serang tergantung dimensi serangan seperti apa yg diinginkan Mourinho, jika Mourinho ingin Chelsea atraktif dan mendominasi serangan maka pilihan seperti Oscar, Eden Hazard dan Willian patut dikedepankan, jika Mourinho ingin Chelsea menyisir sayap lawan maka Mohamed Salah layak untuk dipasang, dan jika Mourinho menerapkan strategi serangan balik dan butuh efektivitas maka Andre Schurrle-lah yg patut dikedepankan. 




Musim lalu sektor penyerang merupakan sektor terlemah Chelsea. Oleh karena itu Chelsea mendatangkan Diego Costa yg musim lalu penampilannya sangat luar biasa baik secara tim maupun secara individu  bersama klubnya Atletico Madrid. Selain Diego Costa, Chelsea juga mendatangkan kembali legenda hidup Chelsea, seseorang yg sangat dipuja oleh para fans, Didier Drogba. Diharapkan Didier Drogba dapat membimbing Diego Costa untuk menjadi lebih baik lagi di masa mendatang, dan mampu menjawab kepercayaan yg diberikan kepadanya saat diperlukan, seperti saat final Liga Champions 2012. 

Sektor pelatih ? Jose Mourinho masih yg terbaik di dunia. Seorang ahli strategi dan mampu memotivasi pemainnya. Serta mendapat dukungan penuh dari seluruh elemen klub.

Jul 29, 2014

Tim Impian Piala Dunia 2014.

Piala Dunia 2014 sudah berakhir dengan tim nasional Jerman keluar sebagai juara dunia menggantikan Spanyol. Tim asuhan Joachim Low ini berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Argentina 1 - 0 lewat gol perpanjangan waktu Mario Gotze di partai final. Tentu saja ada pemain-pemain yg menonjol sepanjang turnamen 4 tahunan ini. Inilah tim yg diisi oleh para pemain terbaik Piala Dunia 2014 versi penulis, menggunakan formasi 4-2-3-1, dilatih oleh Joachim Low, dan dipimpin oleh Robin van Persie sebagai kapten tim.


Jul 22, 2014

Pemain Sepakbola Terbaik Sepanjang Masa.

Perdebatan siapa yg terbaik di dunia sepakbola seolah tidak ada habisnya, pada setiap era pasti ada perdebatan siapa yang terbaik. Selain itu, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan perbandingan yang sering kita dengar tentang pemain yang satu dengan pemain yang lain. Inilah urutan 15 pemain sepakbola terbaik sepanjang masa (paling tidak sejak tahun 1950-sekarang) versi penulis setelah melalui penilaian mendetail yg obyektif pada beberapa aspek :

15. Kevin Keegan (Inggris)


Joseph Kevin Keegan lahir di Doncaster pada tanggal 14 Februari 1951. Kevin Keegan berposisi sebagai striker dan berpostur 173 cm. Pernah membela enam klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Liverpool dan Hamburg SV. Pemain yang memiliki 63 caps bagi tim nasional Inggris ini jelas pemain terbaik Inggris sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar lain seperti Bobby Charlton, Stanley Matthews, Michael Owen, Gary Lineker, Bobby Moore, Billy Wright, Frank Lampard dan David Beckham. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tiga gelar Football League First Division bersama Liverpool, satu gelar Bundesliga bersama Hamburg SV, dua gelar UEFA Cup bersama Liverpool, satu gelar European Cup bersama Liverpool, dan dua gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.

14. Karl-Heinz Rummenigge (Jerman Barat)


Karl-Heinz Rummenigge lahir di Lippstadt pada tanggal 25 September 1955. Karl-Heinz Rummenigge berposisi sebagai striker dan berpostur 182 cm. Pernah membela tiga klub sepanjang kariernya yakni Bayern Munich, Inter Milan dan Servette FC. Pemain yang memiliki 95 caps dan 45 gol bagi tim nasional Jerman Barat ini mempunyai nama panggilan King Kalle. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tiga gelar Bundesliga Top Goalscorer bersama Bayern Munich, dua gelar German Football Champions bersama Bayern Munich, dua gelar European Cup bersama Bayern Munich, satu gelar Intercontinental Cup bersama Bayern Munich, satu gelar UEFA European Football Championship bersama tim nasional Jerman Barat, dan dua gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.

13. Diego Maradona (Argentina)


Diego Armando Maradona Franco lahir di Lanus pada tanggal 30 Oktober 1960. Diego Maradona berposisi sebagai gelandang serang dan second striker serta memiliki postur 165 cm. Pernah membela tujuh klub sepanjang kariernya. Pemain yang memiliki 91 caps bagi tim nasional Argentina ini dikenal karena kemampuan dribble yang sangat luar biasa. Diego Maradona jelas merupakan salah satu pemain paling populer sepanjang masa. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya lima gelar Argentine Primera Division Top Scorers bersama Argentinos Juniors, dua gelar Argentine Primera Division masing-masing sekali bersama Argentinos Juniors dan Boca Juniors, dua gelar Serie A bersama Napoli, satu gelar FIFA World Cup bersama tim nasional Argentina, satu gelar World Soccer The Greatest Players of the 20th Century (#2), dan FIFA Player of the Century.

12. Lionel Messi (Argentina)


Lionel Andres Messi Cuccittini lahir di Rosario pada tanggal 24 Juni 1987. Lionel Messi berposisi sebagai striker dan berpostur 169 cm. Hanya pernah membela satu klub sepanjang kariernya yakni Barcelona. Pemain yang hingga saat ini memiliki 96 caps dan 45 gol bagi tim nasional Argentina ini jelas pemain yang lebih baik dibandingkan dengan pujaan Argentina yang selalu diperbandingkan dengannya, Diego Maradona. Lionel Messi memiliki kelebihan pada dribble yang cukup cepat dan sulit dihadang, kelincahan, dan tendangan yang akurat. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tiga gelar Pichichi Trophy bersama Barcelona, enam gelar La Liga bersama Barcelona, tiga gelar UEFA Champions League bersama Barcelona, dua gelar FIFA Club World Cup bersama Barcelona, satu gelar Ballon d'Or, tiga gelar FIFA Ballon d'Or, tiga gelar World Soccer Player of the Year, dan satu gelar FIFA World Player of the Year hingga tulisan ini dibuat.

11. Zinedine Zidane (Prancis)


Zinedine Yazid Zidane lahir di Marseille pada tanggal 23 Juni 1972. Zinedine Zidane berposisi sebagai gelandang serang dan berpostur 185 cm. Pernah membela empat klub sepanjang kariernya yakni Cannes, Bordeaux, Juventus dan Real Madrid. Pemain yang memiliki 108 caps bagi tim nasional Prancis ini dikenal karena memiliki visi yang baik dan skill yang sangat tinggi. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya dua gelar Serie A bersama Juventus, satu gelar La Liga bersama Real Madrid, satu gelar UEFA Champions League bersama Real Madrid, dua gelar Intercontinental Cup masing-masing sekali bersama Juventus dan Real Madrid, satu gelar UEFA European Football Championship bersama tim nasional Prancis, FIFA World Cup bersama tim nasional Prancis, satu gelar Ballon d'Or, dan tiga gelar FIFA World Player of the Year sepanjang kariernya.

10. Raymond Kopa (Prancis)

 
Raymond Kopa lahir di Noeux-les-Mines pada tanggal 13 Oktober 1931. Raymond Kopa berposisi sebagai gelandang serang dan berpostur 169 cm. Pernah membela tiga klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Stade Reims dan Real Madrid. Pemain yang memiliki 45 caps bagi tim nasional Prancis ini dikenal karena kecintaan men-dribble bola dan memiliki kelincahan diatas rata-rata. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya empat gelar French League bersama Stade Reims, dua gelar Spanish League bersama Real Madrid, tiga gelar European Cup bersama Real Madrid, dan satu gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.

9. Eusebio (Portugal)


Eusebio da Silva Ferreira lahir di Lourenco Marques pada tanggal 25 Januari 1942. Eusebio berposisi sebagai striker dan berpostur 175 cm. Pernah membela sembilan klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Benfica. Pemain yang memiliki 64 caps bagi tim nasional Portugal ini memiliki rekor mencetak 317 gol hanya dalam 301 partai membela Benfica. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tujuh gelar Bola de Prata bersama Benfica, sebelas gelar Primeira Liga bersama Benfica, satu gelar European Cup bersama benfica, dan satu gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.

8. Marco van Basten (Belanda)


Marcel van Basten lahir di Utrech pada tanggal 31 Oktober 1964. Marcel "Marco" van Basten berposisi sebagai striker dan berpostur 188 cm. Hanya membela dua klub yakni Ajax Amsterdam dan AC Milan sepanjang kariernya. Pemain yang memiliki 58 caps bagi tim nasional Belanda ini jelas striker bertipikal target man terbaik Eropa sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar seperti Gerd Muller (Jerman Barat), Alan Shearer (Inggris), Andriy Shevchenko (Ukraina), Christian Vieri (Italia), maupun Ruud van Nistelrooy (Belanda). Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya empat gelar Dutch League Top Scorer bersama Ajax Amsterdam, dua gelar Serie A Top Scorer bersama AC Milan, tiga gelar Eredivisie bersama Ajax Amsterdam, empat gelar Serie A bersama AC Milan, dua gelar European Cup bersama AC Milan, dua gelar Intercontinental Cup bersama AC Milan, satu gelar UEFA European Championship bersama tim nasional Belanda, tiga gelar Ballon d'Or dan satu gelar FIFA World Player of the Year sepanjang kariernya.

7. Cristiano Ronaldo (Portugal)


Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro lahir di Madeira pada tanggal 5 Februari 1885. Cristiano Ronaldo berposisi sebagai second striker dan winger kiri serta berpostur 185 cm. Meraih kesuksesan besar dalam kariernya ketika membela Manchester United dan Real Madrid. Pemain yang hingga saat ini memiliki 118 caps dan 52 gol bagi tim nasional Portugal ini jelas pemain terbaik Portugal sepanjang masa mengalahkan nama-nama besar seperti Eusebio, Luis Figo dan Paulo Futre. Memiliki kelebihan pada kecepatan, dribble, tendangan sangat keras dan akurat, kemampuan mencetak gol melalui sundulan kepala dan tendangan bebas. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya satu gelar Premier League Golden Boot bersama Manchester United, dua gelar La Liga Top Scorer bersama Real Madrid, tiga gelar Premier League bersama Manchester United, satu gelar La Liga bersama Real Madrid, dua gelar UEFA Champions League masing-masing sekali bersama Manchester United dan Real Madrid, dua gelar FIFA Club World Cup masing-masing sekali bersama Manchester United dan Real Madrid, satu gelar Ballon d'Or, dua gelar FIFA Ballon d'Or, tiga gelar World Soccer Player of the Year, dan satu gelar FIFA World Player of the Year hingga tulisan ini dibuat.

6. Michel Platini (Prancis)


Michel Francois Platini lahir di Joeuf pada tanggal 21 Juni 1955. Michel Platini berposisi sebagai gelandang serang dan berpostur 177 cm. Pernah membela tiga klub sepanjang kariernya yakni Nancy, Saint-Etienne dan Juventus. Pemain yang memiliki 72 caps dan 41 gol bagi tim nasional Prancis ini jelas pemain terbaik Prancis sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar lain seperti Raymond Kopa dan Zinedine Zidane. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya tiga gelar Serie A Top Scorer bersama Juventus, satu gelar Ligue 1 bersama Saint-Etienne, dua gelar Serie A bersama Juventus, satu gelar European Cup bersama Juventus, satu gelar Intercontinental Cup bersama Juventus, satu gelar UEFA European Football Championship bersama tim nasional Prancis, satu gelar World Soccer Player of the Year, dan tiga gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.

5. Johan Cruyff (Belanda)


Hendrik Johannes Cruijff lahir di Amsterdam pada tanggal 25 April 1947. Johan Cruyff berposisi sebagai gelandang serang dan striker serta berpostur 180 cm. Pernah membela tujuh klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Ajax Amsterdam dan Barcelona. Pemain yang memiliki 48 caps bagi tim nasional Belanda dan merupakan inti dari total football ini jelas pemain terbaik Belanda sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar lain seperti Marco van Basten, Ruud Gullit, Rob Rensenbrink, Dennis Bergkamp, ataupun Ruud Krol. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya delapan gelar Eredivisie bersama Ajax Amsterdam, satu gelar Eredivisie bersama Feyenoord, satu gelar La Liga bersama Barcelona, dan tiga gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.

4. Ronaldo (Brazil)


Ronaldo Luis Nazario de Lima lahir di Rio de Janeiro pada tanggal 18 September 1976. Ronaldo berposisi sebagai striker dan berpostur 183 cm. Pernah membela tujuh klub sepanjang kariernya. Pemain yang memiliki 98 caps dan 62 gol bagi tim nasional Brazil ini bisa saja berada pada posisi pertama daftar ini andaikan cedera tidak mengganggu kariernya. Ronaldo memiliki kelebihan utama pada kecepatan dan dribblenya yang sangat susah dihentikan lawan, selain itu penyelesaian akhirnyapun juga akurat. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya satu gelar Campeonato Mineiro Top Scorer bersama Cruzeiro, satu gelar Eredivisie Top Scorer bersama PSV Eindhoven, dua gelar Pichichi Trophy masing-masing sekali bersama Barcelona dan Real Madrid, satu gelar Campeonato Mineiro bersama Cruzeiro, satu gelar La Liga bersama Real Madrid, satu gelar Campeonato Paulista bersama Corinthians, satu gelar Intercontinental Cup bersama Real Madrid, dua gelar Copa America bersama tim nasional Brazil, dua gelar FIFA World Cup bersama tim nasional Brazil, dua gelar Ballon d'Or, dan tiga gelar FIFA World Player of the Year sepanjang kariernya.

3. Franz Beckenbauer (Jerman Barat)



Franz Anton Beckenbauer lahir di Munich pada tanggal 11 September 1945. Franz Beckenbauer berposisi sebagai bek dan berpostur 181 cm. Pernah membela tiga klub sepanjang kariernya, namun kesuksesan terbesar diraihnya saat membela Bayern Munich. Pemain yang memiliki 103 caps bagi tim nasional Jerman Barat ini jelas pemain terbaik Jerman sepanjang masa, mengalahkan nama-nama besar lain seperti Karl-Heinz Rummenigge, Gerd Muller, Lothar Matthaus, dan Bernd Schuster. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya empat gelar Bundesliga bersama Bayern Munich, satu gelar Bundesliga bersama Hamburg SV, tiga gelar North American Soccer League bersama New York Cosmos, tiga gelar European Cup bersama Bayern Munich, satu gelar Intercontinental Cup bersama Bayern Munchen, satu gelar UEFA European Championship bersama tim nasional Jerman Barat, satu gelar FIFA World Cup bersama tim nasional Jerman Barat, dan dua gelar Ballon d'Or.

2. Alfredo di Stefano (Argentina dan Spanyol)


Alfredo Stefano di Stefano Laulhe lahir di Buenos Aires pada tanggal 4 Juli 1926. Alfredo di Stefano berposisi sebagai striker dan berpostur 178 cm. Pernah membela lima klub dan dua negara sepanjang kariernya. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya satu gelar Argentine Primera Division Top Scorer bersama River Plate, lima gelar Pichichi Trophy bersama Real Madrid, dua gelar Primera Division bersama River Plate, tiga gelar Colombian Championship bersama Millonarios, delapan gelar Primera Division bersama Real Madrid, lima gelar European Cup bersama Real Madrid, satu gelar Intercontinental Cup bersama Real Madrid, satu gelar Copa America bersama tim nasional Argentina, dan dua gelar Ballon d'Or sepanjang kariernya.

1. Pele (Brazil)


Edson Arantes do Nascimento lahir di Tres Coracoes pada tanggal 21 Oktober 1940. Pele berposisi sebagai striker dan berpostur 173 cm. Hanya membela dua klub sepanjang kariernya, yakni Santos dan New York Cosmos. Pemain yang memiliki 92 caps dan 77 gol bagi tim nasional Brazil ini jelas pemain terbaik sepanjang masa. Berbagai penghargaan dan gelar bergengsi pernah diraihnya, diantaranya sebelas gelar Campeonato Paulista Top Scorer bersama Santos, tiga gelar Campeonato Brasiliero Serie A Top Scorer bersama Santos, sepuluh gelar Campeonato Paulista bersama Santos, enam gelar Campeonato Brasileiro Serie A bersama Santos, satu gelar North American Soccer League bersama New York Cosmos, dua gelar Copa Libertadores bersama Santos, dua gelar Intercontinental Cup bersama Santos, tiga gelar FIFA World Cup bersama tim nasional Brazil, dan FIFA Player of the Century sepanjang kariernya yang sangat penuh kesuksesan.