Mar 8, 2016

Penerus Terkuat Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi


Pada postingan kali ini penulis ingin sekali memprediksi siapakah pemain yang bisa disebut sebagai kandidat terkuat peraih gelar pemain terbaik sejagad atau lebih populer disebut FIFA Ballon d'Or selanjutnya, setelah era Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi berakhir. Sejak tahun 2008 atau sejak delapan tahun yang lalu gelar Ballon d'Or selalu didominasi oleh dua nama saja, yaitu Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Memang sulit sekali untuk pemain-pemain zaman sekarang dalam waktu dekat (setidaknya satu atau dua tahun kedepan) merebut gelar Ballon d'Or mengingat permainan kedua pemain tersebut masih sangat menjanjikan. Bahkan dalam delapan musim terakhir sesungguhnya ada beberapa nama yang juga layak diperhitungkan mendapatkan Ballon d'Or, seperti Zlatan Ibrahimovic, Wesley Sneijder, Arjen Robben, Xavi Hernandez, Franck Ribery, Wayne Rooney, David Villa, Iker Casillas dan Thomas Muller. Namun kharisma dan nama besar Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi seolah menafikan nama-nama besar yang lain. 
Setelah era Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi berakhir, ada beberapa nama yang disebut-sebut bakal meneruskan kejayaan  mereka. Nama-nama tersebut diantaranya adalah pemain multi posisi yang panen banyak gelar bagi tim nasional Jeman maupun klub Bayern Munich semenjak debutnya yaitu Thomas Muller, penyerang yang dianggap pemain terbaik Brazil saat ini yaitu Neymar, gelandang muda yang sangat tenang dan suka sekali menunjukkan skill-skill memikatnya yang tidak diduga-duga di lapangan yaitu Paul Pogba, pemain sayanp yang memiliki lari amat sangat cepat, stamina prima, tendangan bebas berbahaya dan umpan-umpan yang mematikan yaitu Gareth Bale, serta pemain sayap dan gelandang menyerang yang bermain dengan tempo yang sangat tinggi dan sedikit mengingatkan kita pada Cristiano Ronaldo yaitu Eden Hazard. Sebenarnya jika boleh jujur, kita tentu saja langsung menunjuk Thomas Muller sebagai yang paling pantas menjadi suksesor Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, namun kita tidak boleh lupa jika unsur nama besar sangat mempengaruhi pemilihan Ballon d'Or era sekarang.

Pada era 1996-2006 dunia sepakbola memiliki dua orang pemain beda posisi yang pada era tersebut disebut-sebut sebagai yang terbaik yaitu Ronaldo Luis dari Brazil dan Zinedine Zidane dari Prancis. Saking hebatnya kedua pemain tersebut, piala dunia 1998, 2002, dan 2006 sangat dipengaruhi oleh kedua pemain tersebut. Ronaldo Luis merupakan striker asal Brazil yang sangat cepat, memiliki dribble yang sangat susah dihentikan, naluri mencetak gol yang diatas rata-rata dan tendangan yang akurat. Sedangkan Zinedine Zidane adalah gelandang yang memiliki passing akurat, umpan-umpan mematikan, kemampuan mengatur permainan, gaya bermain yang sangat tenang dan akurat, serta skill yang mengundang decak kagum. Namun betapa hebatnya kedua pemain tersebut, tetap saja gelar pemain terbaik dunia saat itu yaitu FIFA World Player of the Year, tidak terlalu didominasi oleh kedua pemain tersebut sepeti sekarang, tercatat Rivaldo dari Brazil, Luis Figo dari Portugal, Ronaldinho dari Brazil dan Fabio Cannavaro dari Italia pernah meraih penghargaan paling prestisius bagi pesepakbola sejagat tersebut. 

Kembali lagi pada inti postingan ini, Thomas Muller memang pemain sarat prestasi dan sangat cerdas, namun pada era sekarang nama besar tampaknya sangat berpengaruh, tidak seperti era-era dahulu yang sudah penulis contohkan. Faktor nama besar itulah yang menggagalkan nama-nama seperti Zlatan Ibrahimovic, Wesley Sneijder, Arjen Robben, Xavi Hernandez, Franck Ribery, Wayne Rooney, David Villa, Iker Casillas dan Thomas Muller meraih penghargaan FIFA Ballon d'Or sejak tahun 2008 yang lalu. Namun melihat faktor nama besar membuat kandidat kuat hanya mengerucut kepada Neymar dan Gareth Bale saja. Dari kedua pemain tersebut, yang paling berpeluang penulis pikir adalah Neymar, tentu saja bukan karena skill Neymar lebih baik daripada pesaing kuatnya tersebut, melainkan penulis rasakan jika nama Neymar entah kenapa terasa memiliki magis seperti nama Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, magis yang membuat Xavi Hernandez dan Wesley Sneijder kalah oleh Lionel Messi pada 2010, Iker Casillas kalah oleh Lionel Messi pada 2012, Franck Ribery dan Arjen Robben kalah oleh Cristiano Ronaldo pada 2013, dan Thomas Muller kalah oleh Cristiano Ronaldo pada 2014. Sungguh disayangkan memang jika sampai perkiraan penulis terjadi di masa depan, mengingat nama-nama seperti Thomas Muller, Paul Pogba, Gareth Bale dan Eden Hazard sebenarnya juga sangat pantas bahkan ada beberapa yang memiliki kemampuan diatas Neymar.

2016, Tahun Baik Untuk Real Madrid ?


Awal musim 2015-16 memberikan banyak kekecewaan untuk banyak fans Real Madrid di seluruh dunia, bagaimana tidak pelatih yang memberikan Madridista trofi liga Champions Eropa ke 10 atau yang lebih kita kenal la decima yaitu Carlo Ancelotti dipecat oleh Florentino Perez yang lebih banyak didasari oleh menurunnya Real Madrid pada tahun 2015 dan kesuksesan rival terbesar mereka Barcelona. Pelatih baru yang ditunjukpun yaitu Rafael Benitez dianggap kurang kharismatik dan kurang bernama besar seperti Carlo Ancelotti. Bahkan banyak fans yang sedari awal tidak menyenangi dan mendukung Rafael Benitez melatih Real Madrid. Kekecewaan bertambah bagi fans Real Madrid setelah legenda klub, pemain sekaliber Iker Casillas dijual ke FC Porto. Ditambah lagi kegagalan Real Madrid dalam mendapatkan David de Gea dari Manchester United pada detik-detik akhir bursa transfer menjadikan awal musim 2015-16 menjadi awal musim yang menyedihkan bagi kebanyakan fans Real Madrid di seluruh dunia.


Penampilan Real Madrid di bawah komando Rafael Benitez sampai bulan Desember 2015 ternyata sesuai dugaan, Real Madrid seperti tidak menunjukkan kebesaran mereka. Real Madrid tidak buruk-buruk amat, tetapi tidak juga terlihat seharusnya sesuai nama besar mereka. Fans banyak yang kecewa dan tidak sabar akan pelatih mereka Rafael Benitez, bahkan digosipkan banyak pemain juga yang terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan mereka terhadap Rafael Benitez. Akhirnya prediksi banyak pihak terjadi, Rafael Benitez dipecat Real Madrid. Pertanyaan selanjutnya adalah, siapa pengganti Rafael Benitez, banyak pihak menjagokan Zinedine Zidane, legenda dan pemain kesayangan publik Santiago Bernabeu yang pernah menjadi asisten Carlo Ancelotti saat meraih la decima. Prediksi fans terbukti setelah Presiden Real Madrid Florentino Perez mengumumkan secara resmi Zinedine Zidane sebagai pelatih baru Real Madrid. Banyak penggemar Real Madrid yang sangat optimis mengetahui kabar ini, meskipun semua juga tahu jika Zinedine Zidane belum memiliki pengalaman melatih di tim senior sebelumnya.


Penampilan Real Madrid di bawah Zinedine Zidane ternyata lumayan menjanjikan jika belum bisa disebut sangat menjanjikan. Meskipun minim pengalaman, tetapi nama besarnya sebagai pemain membuat banyak pemain Real Madrid bergairah dan sangat termotivasi mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Permainan Real Madrid yang terkesan hati-hati di bawah Rafael Benitez, yang sering terlihat dari banyaknya pemain bertipe penahan bola di lini tengah alih-alih menyerang tergantikan dengan permainan penuh perencanaan tetapi tetap penuh skill. Pemain berbakat menyerang pada lini tengah seperti James Rodriguez dan Isco mulai banyak mendapatkan porsi bermain. Sebenarnya sungguh disayangkan Rafael Benitez terkesan meminggirkan James Rodriguez yang memiliki naluri menyerang yang sangat tinggi serta ditunjang dengan shooting dan umpan akurat serta Isco yang memiliki dribble prima hanya demi kestabilan permainan, itu bukan jiwa dari Real Madrid. Rasanya tahun 2016 ini Real Madrid akan berusaha naik ke level mereka sebenarnya. Mungkin di akhir musim gelar juara akan sulit mereka dapatkan karena jalan yang kurang mulus pada tahun 2015 lalu, tetapi sudah jelas tahun 2016 ini mereka akan menemukan jalan untuk kembali pada kesuksesan pada musim selanjutnya. Berkata pada dunia bahwa Real Madrid telah kembali.